Loading

Ketik untuk mencari

Afrika

Mali Desak Pasukan Denmark yang Datang Tak Diundang Segera Angkat Kaki dari Negaranya

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Mali mengatakan bahwa pihaknya telah meminta Denmark untuk segera menarik pasukan yang dikerahkan ke negara Afrika Barat itu sebagai bagian dari pasukan koalisi yang dipimpin Prancis karena datang tanpa konsultasi dan pengerahan pasukan itu gagal mengikuti protokol.

Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Mali mengatakan “mencatat dengan heran pengerahan kontingen pasukan khusus Denmark di wilayahnya”.

Pemerintah meminta Denmark untuk segera menarik pasukannya.

“Pemerintah menggarisbawahi bahwa pengerahan ini terjadi tanpa persetujuannya, dan tanpa mempertimbangkan protokol tambahan yang berlaku untuk mitra Eropa,” tambah pernyataan itu.

Sebuah misi Prancis dimulai di Mali pada 2013 dengan tujuan untuk melawan militan yang terkait dengan kelompok teroris al-Qaeda dan ISIS. Prancis, bekas penjajah Afrika, juga mengerahkan ribuan tentara untuk mencegah pasukan separatis mencapai Ibu Kota Mali, Bamako.

Pada Desember, pasukan Prancis menarik diri dari Mali utara dan kota bersejarah Timbuktu sembilan tahun setelah melancarkan perang tanpa persetujuan awal dari PBB atau bahkan parlemen Prancis.

Perang menyebabkan beberapa ribu kematian dan lebih dari satu juta orang meninggalkan rumah mereka.

Penarikan itu terjadi di tengah meningkatnya demonstrasi menentang kehadiran militer Prancis di Mali yang telah diguncang oleh dua kudeta militer dalam waktu kurang dari setahun.

Kantor Presiden Emmanuel Macron mengatakan pada Minggu 23 Januari bahwa seorang perwira Prancis telah tewas dalam serangan mortir di pangkalan militer utama Prancis di Mali utara sehari sebelumnya.

Prancis telah menjadi salah satu negara penjajah dunia yang masih menguasai negara-negara yang tersebar di lebih dari 12 wilayah dan memperlakukan rakyatnya sebagai warga negara kelas dua.

Prancis telah melakukan lebih dari 50 intervensi militer di Afrika sejak 1960, ketika banyak dari bekas koloninya memperoleh kemerdekaan nominal. Mali tetap menjadi salah satu negara termiskin di dunia, tetapi itu terjadi bukan karena kurangnya sumber daya.

Prancis saat ini memiliki 5.100 tentara di wilayah Sahel. Di bawah rencana baru, pasukan akan dikurangi menjadi 2.500-3.000 tentara. Analis mengatakan bahwa terlalu dini untuk menyebutnya sebagai akhir dari intervensi militer Prancis di Afrika, namun para ahli percaya Paris hanya menyesuaikan kembali rencana pasca-kolonialnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *