Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Mantan Diplomat Israel Akui Lapid Tunduk pada Ancaman Sekjen Hizbullah

Mantan Diplomat Israel Akui Lapid Tunduk pada Ancaman Sekjen Hizbullah

POROS PERLAWANAN – Kanal 7 Israel melaporkan, mantan Utusan Israel di PBB, Danny Danon menyebut PM Yair Lapid menyerah di hadapan ancaman-ancaman Sayyid Hasan Nasrallah.

Diberitakan al-Alam, Danon berkata bahwa Lapid telah angkat tangan di hadapan Sekjen Hizbullah terkait kesepakatan penentuan perbatasan bahari dengan Lebanon. PM Israel mesti tunduk dalam isu eksplorasi gas alam cadangan di Mediterania.

Danon, yang juga kandidat untuk Ketua Partai Likud, membahas level ancaman Sayyid Nasrallah terhadap Tel Aviv dan kegunaan dari ancaman-ancaman tersebut.

“Segala hal terkait kesepakatan penentuan perbatasan antara Lebanon dan Israel dilakukan secara diam-diam tanpa melalui pembahasan di Knessett atau Pemerintah,” kata Danon.

Ia menambahkan, Lapid tidak punya kemampuan dan pengalaman untuk memanajemen perundingan semacam ini dengan Lebanon.

Menurut Danon, Tel Aviv meyakini bahwa tercapainya kesepakatan dengan Lebanon soal perbatasan bahari adalah sesuatu yang mungkin dan perlu, yang akan menguntungkan kedua belah pihak.

Sama seperti orang-orang Zionis lain, yang tahu bahwa Sayyid Nasrallah serius dengan ancamannya, Lapid berkata bahwa kesepakatan dengan Lebanon akan jauh lebih bermanfaat, serta memengaruhi penguatan stabilitas di Kawasan,” kata Danon.

Dalam pidato Sabtu lalu, Sayyid Hasan Nasrallah menekankan urgensi persatuan semua faksi Perlawanan dan menambahkan bahwa satu-satunya harapan bangsa Lebanon, Palestina, dan Suriah untuk mengambil kembali tanah dan sumber alam mereka adalah perlawanan.

Soal penentuan perbatasan bahari, Sayyid Nasrallah berkata bahwa Lebanon berada di hadapan sebuah kesempatan emas untuk mengatasi krisis ekonomi dan problem utamanya dengan memanen kekayaannya di laut.

“Kami tidak akan mengizinkan eksplorasi minyak dan gas dari Karish sebelum Lebanon mendapatkan hak legalnya. Otoritas Zionis berkata, mereka akan memulai eksplorasi dari Karish pada bulan September, namun mereka telah menundanya,” kata Sayyid Nasrallah.

“Dimulainya eksplorasi gas dari ladang Karish adalah garis merah kami. Semua ancaman musuh tidak memengaruhi kami. Mata kami mengawasi Karish dan rudal-rudal kami telah dibidikkan ke ladang tersebut.”

“Saya pikir Israel dan AS serta selain mereka punya cukup informasi soal keseriusan Perlawanan. Mereka tidak akan bercanda dengan hal ini. Namun jika mereka memaksakan konfrontasi, kami siap untuk itu.”

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *