Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Mantan Menhan AS: Pembunuhan atas Qassem Soleimani Dilakukan demi Tujuan Kampanye Trump

Mantan Menhan AS: Pembunuhan atas Qassem Soleimani Dilakukan demi Tujuan Kampanye Trump

POROS PERLAWANAN – Fars melaporkan, mantan Menhan AS di masa Donald Trump, Mark Esper dalam buku barunya menyatakan, ide teror terhadap Jenderal Qassem Soleimani adalah “ide buruk” yang dilaksanakan demi kepentingan politis Trump.

Diberitakan Guardian, dalam buku berjudul “A Sacred Oath” itu Esper berkata, Penasihat Keamanan Nasional AS, Robert O’Brien membuat Kepala Staf Gabungan Tentara AS, Mark Milley, terkejut saat memberitahunya bahwa Trump berniat membunuh seorang perwira militer senior Iran.

Seraya menyatakan bahwa itu adalah “ide sangat buruk dengan konsekuensi sangat besar”, Esper melanjutkan bahwa Milley memprediksi, O’Brien hanya murni mengincar kepentingan politis Trump dari teror ini.

“A Sacred Oath” adalah buku tentang memori Esper semasa menjabat sebagai Menhan AS di era Trump. Buku ini akan dipublikasikan pada 10 Mei mendatang. Guardian mengaku telah memperoleh satu edisi dari buku tersebut.

Menurut Guardian, Esper dalam keseluruhan buku ini berusaha mengesankan dirinya sebagai “orang waras” yang melawan ide-ide sinting Trump, seperti rencana pembunuhan Soleimani.

Harian Inggris ini menulis, Trump menjadikan permusuhan dengan Teheran sebagai bagian penting dari programnya untuk kembali memenangi Pilpres AS. Dia menarik keluar AS dari JCPOA dan kerap menggunakan narasi tak lazim saat memperingatkan Iran soal akibat konfrontasi dengan AS.

Esper menyatakan, O’Brien dalam rapat yang diadakan pada 19 Juli 2019 mengusulkan serangan militer ke Iran demi menghentikan proses pengayaan uranium Negeri Mullah. Namun sebulan setelahnya, yaitu tanggal 20 Agustus, O’Brien mengontak Milley dan memberitahunya bahwa Trump berencana menyerang seorang perwira senior yang beraktivitas di luar Iran.

“Saya dan Milley tahu siapa perwira tersebut. Kami juga tahu problem yang diciptakannya di Kawasan. Namun kenapa sekarang? Memangnya apa peristiwa baru yang terjadi? Apakah ada ancaman dalam waktu dekat?” tulis Esper.

“Sulit dipercaya. Sebelumnya saya pernah melihat momen-momen seperti ini ketika para penasihat Gedung Putih memprovokasi Presiden saat bertemu dengannya, kemudian salah satu dari mereka menggulirkan salah satu ‘ide-ide hebatnya’ kepada Presiden. Namun yang ini adalah gagasan yang benar-benar buruk dengan konsekuensi amat besar. Bagaimana mungkin hal ini tidak dipahami orang-orang Gedung Putih?”

“Mustahil saya melakukan tindakan ini secara sepihak. Apalagi ini adalah tindakan yang penuh dengan konsekuensi hukum, diplomatik, politik, dan militer. Terlepas dari semua itu, hal ini bisa saja menyeret kita menuju perang versus Iran,” tandas Esper.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *