Media AS Bahas Trik ‘Primitif’ Yahya al-Sinwar Selalu Lolos dari Ancaman Teror Israel
POROS PERLAWANAN– Harian Wall Street Journal (WSJ) dalam laporannya menyatakan, ada beberapa alasan kenapa Militer dan Intelijen Israel gagal menemukan tempat persembunyian Yahya al-Sinwar selama lebih dari 10 bulan terakhir. Menurut WSJ, al-Sinwar telah membuat sebuah sistem komunikasi primitif untuk menghindari teror terhadap dirinya.
Diberitakan al-Alam, WSJ mengutip dari para mediator Arab bahwa Ketua Kantor Politik Hamas itu mengandalkan sistem komunikasi primitif, seperti catatan, pembawa pesan, dan simboi-simbol buatan tangan. Sistem ini menjaga al-Sinwar di hadapan jaringan pengumpulan informasi Rezim Zionis. Dia bahkan mampu memimpin operasi Hamas kendati berada dalam terowongan.
WSJ melaporkan, pesan-pesan al-Sinwar ditulis dengan tangan. Awalnya pesan itu diserahkan kepada seorang anggota terpercaya Hamas, yang langsung menyerahkannya kepada beberapa orang. Sebagian dari mereka mungkin saja adalah warga sipil. Al-Sinwar sendiri yang menentukan siapa penerima pesan dan waktu pengirimannya.
Para mediator yang menerima pesan dari al-Sinwar secara tidak langsung mengatakan, ada kemungkinan pesan-pesan ini dikirim melalui perantara yang masuk ke Gaza, atau salah satu anasir Hamas yang memiliki telepon. Namun berdasarkan laporan WSJ, metode komunikasi al-Sinwar menjadi lebih ketat dan berhati-hati, menyusul teror terhadap sebagian orang dekatnya, termasuk Saleh al-Arouri di Beirut. Al-Sinwar berpaling sepenuhnya ke pesan-pesan tulisan tangan dan komunikasi verbal. Kadang kala ia juga menggunakan rekaman suara.
WSJ menyatakan, tindakan al-Sinwar yang memilih metode primitif komunikasi kembali ke sistem yang ia gunakan di tahun-tahun pertamanya, yaitu saat ia ditangkap pada tahun 1988 dan dikurung di penjara Israel.
Sebelum ditangkap, al-Sinwar membuat sebuah perangkat keamanan yang berafiliasi kepada Hamas. Tugas perangkat keamanan ini adalah memburu orang-orang yang bekerja sama dengan Rezim Zionis. Jaringan yang dinamakan “al-Said” ini bertugas menyerahkan pesan-pesan tersandi dari satu sektor ke sektor lain di penjara. Al-Said menaruh pesan tersebut dalam adonan roti yang dibentuk seperti bola-bola kecil. Adonan itu lalu dibiarkan mengering dan mengeras, setelah itu dilemparkan ke tempat yang dituju.