Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Menlu Yaman Tegaskan Takkan Ada Lagi Gencatan Senjata sebelum Tuntutan Sanaa Dipenuhi Seluruhnya

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Menteri Luar Negeri Yaman, Hisham Sharaf mengatakan bahwa tidak akan ada pembicaraan tentang perpanjangan gencatan senjata yang ditengahi PBB, yang berakhir pada 2 Oktober, kecuali jika tuntutan sah negara itu sepenuhnya dipenuhi, menekankan bahwa Pemerintah Keselamatan Nasional yang berbasis di Sana’a akan melakukan segalanya untuk membangun perdamaian yang adil dan bermartabat.

Sharaf membuat pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan Asisten Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Kemanusiaan dan Wakil Koordinator Bantuan Darurat di Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Joyce Msuya, di Sana’a pada Selasa.

Sharaf menekankan bahwa satu-satunya solusi untuk mengimbangi konsekuensi buruk dari bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Yaman adalah dengan segera menghentikan agresi yang dipimpin Saudi, mencabut semua sanksi kejam dan mengakhiri segala bentuk kehadiran militer asing di tanah Yaman.

Dia menyoroti bahwa penahanan kapal tanker tujuan Yaman yang membawa turunan minyak dan gas alam, dan penolakan keras untuk mengizinkan kapal minyak menurunkan muatan mereka di pelabuhan Hudaydah Yaman dan membuka kembali bandara Sana’a hanya akan melanggengkan krisis kemanusiaan Yaman.

Diplomat top Yaman itu menekankan bahwa Pemerintah Keselamatan Nasional yang berbasis di Sana’a menyerukan perpanjangan gencatan senjata kemanusiaan dan militer PBB dan pemenuhan syarat dan ketentuannya.

Dia mengatakan bahwa negara-negara agresor, khususnya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, sangat menyadari tuntutan untuk perpanjangan gencatan senjata, menyatakan bahwa permintaan terutama berpusat di sekitar pembayaran gaji pegawai negeri dan persiapan untuk peluncuran negosiasi perdamaian yang berarti.

Sharaf mengatakan bahwa Sana’a menyampaikan keinginan kolektif jutaan orang Yaman, yaitu pemulihan perdamaian terhormat jauh dari instruksi dan dikte asing.

“Kami tidak menerima situasi di mana orang Yaman terjebak antara perang dan perdamaian,” kata Menteri Luar Negeri Yaman.

Dia juga meminta PBB untuk meningkatkan program kemanusiaannya di Yaman, dan memberikan lebih banyak makanan dan pasokan medis serta bantuan keuangan kepada negara Arab yang dilanda krisis itu.

Sementara itu, Msuya menggarisbawahi bahwa krisis kemanusiaan Yaman tetap menjadi prioritas utama bagi PBB, dan menyerukan penyelesaian politik dari konflik di Yaman.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *