Mimpi Terbesar Menteri Perang Israel: Al-Sinwar Bersaudara ‘Lakukan Kesalahan’
POROS PERLAWANAN– “Yahya al-Sinwar dan saudaranya Muhammad tidak aman. Pada akhirnya mereka akan melakukan kesalahan.”
Pernyataan ini disampaikan Menteri Perang Israel Yoav Gallant saat mengunjungi perlintasan Natsarim di pusat Gaza.
Dilansir Fars, Gallant dengan statemen tersebut secara tersirat mengakui bahwa Militer Israel selama 11 bulan terakhir tidak mampu menemukan Ketua Kantor Politik Hamas Yahya al-Sinwar dan saudaranya Muhammad, yang merupakan komandan senior Brigade al-Qassam. Militer Rezim Zionis tidak bisa menemukan al-Sinwar, meski memiliki berbagai perangkat canggih spionase dan militer.
Menteri Perang Israel dalam kunjungannya tersebut kembali mengulang klaim keberhasilan Rezim Zionis meneror Panglima Brigade al-Qassam Muhammad Dheif dan wakilnya Marwan Isa.
Pada akhir Maret lalu, Militer Israel mengeklaim telah meneror Isa. Sedangkan pada bulan Juli, Militer mengaku telah meneror Dheif. Klaim-klaim tersebut tidak pernah terbukti hingga saat ini dan Hamas juga telah membantahnya.
Beberapa hari lalu, Jubir Partai Republik Lindsay Graham berjanji kepada Tel Aviv bahwa jika Donald Trump menang di Pilpres, AS akan meneror al-Sinwar.
“Hari-harimu sudah mendekati akhir. Kami akan membunuhmu, seperti kami membunuh Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis di tahun 2020. Kami akan sampai kepadamu dan membunuhmu,” ujar Graham ditujukan kepada al-Sinwar.
Hingga kini Israel belum mampu menemukan tempat persembunyian Pemimpin Hamas Yahya al-Sinwar, kendati telah difasilitasi oleh Washington dengan radar-radar yang sanggup menembus kedalaman tanah.
Beberapa waktu lalu, New York Times memublikasikan laporan rinci yang mencakup wawancara dengan lebih dari 20 pejabat Israel dan AS tentang operasi pemburuan al-Sinwar selama berlangsungnya perang Gaza.
Dalam laporannya, NYT menyinggung pengiriman radar-radar khusus kepada Israel yang gelombangnya bisa menembus ke bawah tanah demi menemukan al-Sinwar. Dalam salah satu kasus, radar-radar ini berhasil melacak komunikasi al-Sinwar, namun gagal mengidentifikasi tempat ia berada.
Menurut NYT, para komandan perang Israel berjanji akan menemukan al-Sinwar, yang dianggap sebagai arsitek Operasi Badai al-Aqsa. “Al-Sinwar seperti sebuah hantu yang tidak tampil di depan publik secara mendadak. Dia jarang memberikan instruksi kepada Brigade al-Qassam. Dia juga sangat langka meninggalkan petunjuk tentang tempat persembunyiannya,” tulis NYT.
Mengutip dari para pejabat AS dan Israel, NYT melaporkan bahwa pada 31 Januari silam, Militer Rezim Zionis membombardir Khan Younis setelah menerima info keberadaan al-Sinwar di salah satu terowongan di sana. Namun belakangan diketahui bahwa dia telah meninggalkan kawasan itu hanya beberapa hari sebelum pengeboman. Dia meninggalkan sejumlah dokumen dan sejumlah Shekel (mata uang Israel).
“Al-Sinwar menggunakan sumber daya manusia untuk mengirim pesan-pesannya. Sudah sejak lama ia meninggalkan komunikasi elektronik. Hal inilah yang menyebabkan dirinya aman dari pelacakan jaringan informasi modern, serta membuat AS-Israel putus asa dalam memburunya,” imbuh NYT.