Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Pakar Timteng: Yahudi Anggap Non-Yahudi ‘Hewan dalam Rupa Manusia’

Pakar Timteng: Yahudi Anggap Non-Yahudi ‘Hewan dalam Rupa Manusia’

POROS PERLAWANAN – Pakar masalah Timteng dan Palestina, Hossein Ruyvaran mengomentari rencana Republik Azerbaijan membuka kembali Kedubesnya di Tel Aviv. Menurutnya, tiap kali Israel hendak melakukan sesuatu, awalnya ia menggulirkan sebuah proyek budaya sebagai penghubung. Kadang kala, Israel juga mencari-cari sebuah identitas gabungan dengan sejumlah negara.

“Sekarang Israel menggarap isu identitas keagamaan dan menindaklanjutinya dalam Kesepakatan Abraham. Israel menyatakan, Umat Muslim adalah putra-putra Ismail, sedangkan Yahudi adalah keturunan Ishaq. Mereka berkata bahwa Muslim dan Yahudi adalah sepupu, sehingga harus berdamai,” papar Ruyvaran, diberitakan Fars.

Ia menambahkan bahwa Barat menjadi panutan bagi Israel yang selalu ingin mendominasi. Dengan negara mana pun Israel menjalin hubungan, ia selalu berusaha untuk mendominasi negara itu.

“Hubungan Rezim Zionis dengan Azerbaijan jelas memiliki tujuan-tujuan. Tujuan pertamanya adalah memukul Iran. Di sisi lain, Azerbaijan adalah negara penghasil minyak dan memiliki banyak fasilitas. Hingga kini, Israel telah menyuplai senjata senilai ratusan juta dolar kepada Azerbaijan. Ini menandakan bahwa Israel memiliki berbagai tujuan di negara itu,” imbuh Ruyvaran.

“Saat ini, Rezim Zionis tengah mengincar Saudi. Kedekatannya dengan Saudi dikarenakan keberadaan tempat-tempat suci di negara itu. Sebab itu, Rezim Zionis berusaha mendekatkan Saudi ke lingkaran normalisasi. Sekarang sudah banyak interaksi antara Saudi dan Israel. Rezim Zionis mengira, dengan menarik Saudi, ia bisa meneken Kesepakatan Abraham dengan negara-negara lain di Kawasan.”

“Diangkatnya isu persaudaraan dan permisanan dalam Kesepakatan Abraham oleh Israel adalah sebuah muslihat. Orang-orang Yahudi meyakini bahwa mereka adalah anak-anak Tuhan, sementara selain mereka adalah anak-anak Tanah.”

“Mereka meyakini bahwa non-Yahudi adalah ‘hewan dalam rupa manusia’, yang diciptakan Tuhan dalam bentuk manusia agar tidak mengganggu pandangan kaum Yahudi. Ketika seorang Yahudi membunuh orang Palestina, dia hanya dipenjara 2-3 bulan saja, sebab pengadilan meyakini bahwa dia hanya membunuh nyamuk, bukan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa rezim dengan budaya rasisme ini tidak pernah memandang selainnya dengan pandangan kemanusiaan,” pungkas Ruyvaran.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *