Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Para Penentang Netanyahu Ancam Lumpuhkan Ekonomi Israel

POROS PERLAWANAN – Pihak-pihak yang mengorganisasi demo anti-Netanyahu pada Selasa malam lalu mengumumkan bahwa unjuk rasa besar-besaran di Quds dan kota-kota lain pada Senin pekan depan akan melumpuhkan ekonomi Israel.

Dikutip Fars dari i24, mantan Menteri Perang, Moshe Yaalon, yang merupakan salah satu pemimpin demo, dalam sebuah konferensi pers mengatakan, ”Demo besar akan dilakukan pada hari Sabtu di Kaplan… Pemerintah Israel ilegal dan bendera hitam berkibar di atasnya.”

Kelompok-kelompok penentang Netanyahu menyatakan, ”Puluhan organisasi, korporasi, dan lembaga sipil anggota Komite Protes mendeklarasikan hari Senin pekan mendatang sebagai hari untuk melumpuhkan ekonomi; hari yang di situ UU diktator pertama di Israel akan disahkan.”

“Di hari itu, kami meminta semua warga pria dan wanita untuk pergi ke Yerusalem (Quds) dan berkumpul di depan Knessett untuk berunjuk rasa pada pukul 12.00. Unjuk rasa lain juga akan berlangsung di pusat-pusat unjuk rasa kota-kota lain. Demo besar akan diadakan pada Sabtu depan di Kaplan (alun-alun utama Tel Aviv), juga demo-demo besar lain di berbagai kota.”

Dalam statemen-statemen tersebut, mereka meminta warga Zionis untuk turun ke jalanan dan tidak pergi ke tempat kerja. Di bagian lain statemen disebutkan, ”Ini adalah hari penting untuk negara; perjuangan untuk kemerdekaan Israel sebagai sebuah negara Yahudi demokratis.”

Demo besar-besaran di seluruh Israel dimulai setelah Kabinet Netanyahu menggulirkan rencana untuk mereformasi sistem peradilan Rezim Zionis.

Sejak beberapa pekan lalu, puluhan ribu orang berunjuk rasa menentang proyek Kabinet Netanyahu untuk melemahkan Mahkamah Agung. Sejumlah asosiasi pekerja di Israel berencana melakukan pemogokan sebagai bentuk protes kepada Pemerintah.

Di sisi lain, Netanyahu berkali-kali mendapat ancaman pembunuhan. Desakan untuk menghentikan proyek Netanyahu juga terus mengalir. Bahkan dikatakan bahwa jika diperlukan, akan ada perlawanan bersenjata untuk menghalangi proyek tersebut.

Sebagian pengamat berpendapat bahwa kondisi terkini Rezim Zionis kian mendekatkannya kepada perang saudara, bahkan melebihi masa setelah dibunuhnya PM Yitzhak Rabin dan mundurnya Israel dari Gaza pada 2005.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *