Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Perwira Israel Ungkap 6 Ancaman Serius yang Bakal Menimpa Tel Aviv Tahun Depan

Perwira Israel Ungkap 6 Ancaman Serius yang Bakal Menimpa Tel Aviv Tahun Depan

POROS PERLAWANAN – Direktur INSS (Institute for National Security Studies), Tamir Hayman dalam sebuah statemen langka menyatakan bahwa Israel tahun depan (2024) harus bersiap untuk menghadapi tantangan-tantangan rumit di dalam dan luar negeri.

Dikutip Mehr dari Shehab News, berikut ini adalah tantangan-tantangan berat yang disebut Hayman bakal dihadapi Israel.

Pertama, Hizbullah

Menurut Hayman, ancaman dari Hizbullah berbeda dengan ancaman-ancaman lain. Ancaman Hizbullah bersifat langsung, nyata, dan dekat, sementara ancaman strategis lainnya tidak demikian.

Hayman menilai bahwa menghadapi pergerakan militer Hizbullah di perbatasan dilandasi cara Otoritas Tel Aviv dalam menjaga prevensi Israel. Ia berkata bahwa ancaman Hizbullah bersifat taktis.

Kedua, Iran

Hayman mengakui bahwa di hadapan Iran, Israel menghadapi 2 bentuk ancaman.

“Bentuk pertama adalah ancaman taktis terkait tangan-tangan militer Iran di sekitar perbatasan Israel, yang dihadapi Tel Aviv dengan kebijakan konfrontasi periodik di tengah perang besar. Namun tantangan utama dan strategis Iran adalah program nuklirnya,” kata Hayman.

Ia mengakui bahwa JCPOA adalah solusi yang sangat baik untuk membendung program nuklir Iran. Namun Kabinet Netanyahu sebelum ini melancarkan propaganda besar-besaran, yang akhirnya membuat Trump mengeluarkan AS secara sepihak dari JCPOA.

Ketiga, faksi-faksi Perlawanan Palestina

Hayman menyinggung meningkatnya operasi perlawanan para pejuang Palestina di Tepi Barat dalam beberapa bulan terakhir. Ia mengatakan, ”Bertambahnya operasi perlawanan Palestina adalah sisi lain dari ancaman taktis jangka pendek atas keamanan Tel Aviv.”

Keempat, hubungan dengan AS

Hayman berpendapat bahwa hubungan dengan AS adalah fondasi utama dan pemberi ketenangan agar Israel bisa bertahan di hadapan ancaman di dalam dan luar negeri.

Gelombang protes saat ini disebutnya sebagai penyebab keruhnya hubungan Kabinet Netanyahu dengan Pemerintahan Biden. Meski begitu, Hayman menilai bahwa tantangan ini bersifat taktis dan jangka pendek, yang mungkin bisa diatasi dengan mengubah Kabinet saat ini.

Menurutnya, ancaman strategis dalam hubungan Israel-AS kembali kepada sikap Partai Demokrat, yang cenderung “bersikap lebih lunak” dalam masalah Palestina dan kerap menentang kebijakan Israel terhadap faksi-faksi Palestina.

Terkait Partai Republik, Hayman berpendapat bahwa jika partai ini menang di Pilpres tahun depan, maka Republik akan lebih fokus untuk mengatasi masalah domestik AS, dan ini bisa mengurangi dukungan Washington untuk Tel Aviv.

Kelima dan keenam, kesenjangan serta perpecahan di Tanah Pendudukan

Hayman menyebut rencana reformasi yudisial Kabinet Netanyahu sebagai “bisul yang tiba-tiba muncul di tubuh masyarakat Israel”.

Menurutnya, ancaman ini bersifat taktis dan jangka pendek jika proyek ini dibatalkan atau kedua belah pihak bisa mencapai kesepahaman. Namun ancaman bisa menjadi strategis dan jangka panjang jika para pendukung dan penentang reformasi yudisial tetap bersikeras atas sikap masing-masing. Hal ini akan meruncingkan pertikaian kesukuan, keagamaan, kebudayaan, dan ras di Israel. Apalagi pertikaian ini telah merembet ke Militer dan bisa saja memperluas ketidakpercayaan di tengah masyarakat Israel.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *