Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Putin: AS dan Barat Sengaja Rancang Skenario Jerumuskan Rusia dalam Perang Versus Ukraina

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh negara-negara Barat sengaja merancang skenario untuk menjerumuskan Rusia ke dalam perang atas Ukraina.

Presiden Rusia mengatakan pada konferensi pers baru-baru ini di Moskow bahwa Amerika Serikat berusaha menarik Rusia ke dalam konflik bersenjata atas masalah pelik Ukraina. Dia mengatakan Washington menggunakan konfrontasi sebagai dalih untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia.

Putin menggambarkan kemungkinan Ukraina bergabung dengan NATO sebagai ancaman eksistensial bagi perdamaian global. Dia mengatakan bahwa Ukraina yang diperkuat dengan senjata NATO dapat melancarkan perang melawan Rusia untuk merebut kembali Krimea, wilayah yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014.

“Mari kita bayangkan Ukraina adalah anggota NATO dan memulai operasi militer ini. Apakah kita harus berperang dengan blok NATO? Apakah ada yang memikirkan hal itu? Ternyata tidak.”

“Ukraina hanyalah instrumen untuk mencapai tujuan ini. Itu dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, seperti menarik kita ke dalam beberapa konflik bersenjata dan kemudian memaksa sekutu mereka di Eropa untuk memberlakukan sanksi keras terhadap kita yang sedang dibahas hari ini di Amerika Serikat.”

Rusia dan NATO telah berselisih soal Ukraina. Negara-negara Barat menuduh Rusia merencanakan invasi ke Ukraina di tengah penumpukan militer di dekat perbatasan Ukraina. Moskow menolak tuduhan itu dan bersikeras bahwa pengerahan itu bersifat defensif.

Pada Rabu 2 Februari, Departemen Pertahanan AS mengatakan akan mengerahkan sekitar 3.000 tentara lagi ke Eropa Timur. Militer AS telah menempatkan 8.500 tentara dalam siaga tinggi untuk mempersiapkan penempatan pasukan di Eropa Timur dan meningkatkan kehadiran NATO di wilayah tersebut.

Juga, Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui pengiriman rudal buatan AS dan senjata lainnya dari sekutu NATO: Lithuania, Latvia, dan Estonia, ke Ukraina.

Anggota NATO lainnya, termasuk Inggris dan Polandia, telah setuju untuk langsung mengirim senjata ke Ukraina, termasuk pistol, amunisi, dan senjata anti-tank.

Pada Desember 2021, pemerintah Rusia menuntut agar aliansi militer Barat menolak keanggotaan Ukraina dan menghentikan penempatan militernya di Eropa Timur. Moskow juga menuntut agar AS tidak mendirikan pangkalan militer di negara-negara bekas Soviet yang bukan bagian dari NATO, dan tidak membentuk aliansi militer bilateral dengan mereka.

Presiden Putin kemudian mengatakan bahwa Rusia akan mengambil langkah-langkah “teknis-militer” yang tidak ditentukan jika Barat tidak memenuhi tuntutannya.

Rusia telah berulang kali menegaskan bahwa perluasan infrastruktur militer NATO di Ukraina merupakan garis merah bagi Moskow dan bahwa setiap ekspansi di masa depan harus mengecualikan Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya.

Kremlin juga menuntut secara tertulis bahwa NATO tidak memperluas pengaruhnya ke timur, menjamin bahwa Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan aliansi, dan bahwa NATO menarik pasukannya di negara-negara Eropa Timur.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *