Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Rahasia di Balik Pergerakan Teroris ISIS dan Jaish al-Adl di Iran Berbarengan dengan Genosida di Gaza

Rahasia di Balik Pergerakan Teroris ISIS dan Jaish al-Adl di Iran Berbarengan dengan Genosida di Gaza

POROS PERLAWANAN– Polisi Iran pada hari Sabtu 6 April mengabarkan penangkapan seorang anggota senior ISIS bernama Muhammad Dzakir alias Ramesh dan 2 teroris ISIS lain di kota Karaj, barat Teheran.

Diberitakan al-Alam, mereka bersama 8 orang lain berencana melakukan operasi bunuh diri pada Hari Raya Idul Fitri.

Setelah diketahui bahwa wabah Takfiri hanya merajalela di tengah masyarakat Muslim dan lebih dari 99 persen korbannya adalah Muslimin dan negara-negara Islam, tidak perlu dijelaskan lagi soal adanya hubungan jaringan antara kelompok-kelompok Takfiri, terutama ISIS yang dibina CIA dan Mossad, dan sejumlah Badan Intelijen negara-negara Kawasan yang tunduk kepada Washington-Tel Aviv.

Bukan suatu kebetulan bahwa aktivitas ISIS meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terutama berbarengan dengan agresi AS-Israel ke Gaza dan Poros Perlawanan. Aktivitas ISIS paling banyak terjadi di negara-negara yang mendukung Gaza. Salah satunya adalah Iran.

Dengan mengikuti berita-berita tentang serangan teror dan penangkapan anasir teroris oleh aparat keamanan, kita akan menyadari bahwa AS-Israel memberi keleluasaan kepada ISIS untuk menghalangi negara-negara tersebut melaksanakan tugas Islami dan insani mereka. Para teroris ini berusaha mengalihkan fokus negara-negara tersebut dari upaya menghentikan kejahatan Rezim Zionis di Gaza selama 6 bulan terakhir.

Pada 25 Februari lalu, Polisi Iran menangkap seorang anggota kelompok teroris Jaish al-Sahabah bernama Akram Lahore, yang tengah menuju salah satu kota di selatan Iran untuk melakukan aksi terorisme.

Sebelum itu, Akram telah menjalani pelatihan pembuatan bom di salah satu negara tetangga Iran.

Beberapa hari lalu, anasir kelompok teroris Jaish al-Adl menyerang basis IRGC dan Polisi di kota Rask dan Cabahar di Provinsi Sistano Balucestan di timur Iran. Serangan itu berujung pada gugurnya 10 aparat keamanan Iran, sementara semua teroris, yang berjumlah 18 orang, mampus.

Di saat Israel dengan dukungan AS membunuhi wanita dan anak-anak Gaza, sementara Iran menggerakan Poros Perlawanan untuk menekan AS-Israel agar menghentikan agresi, 2 anasir ISSI pada bulan Januari silam melakukan aksi bom bunuh diri di tengah peziarah makam Jenderal Qassem Soleimani di hari peringatan syahadahnya. Aksi teror di Kerman itu menewaskan sekitar 100 orang dan melukai puluhan lainnya.

Israel pada Senin lalu menyerang Konsulat Iran di Damaskus, dengan tujuan mengalihkan Iran dari perannya membela Gaza. Sebanyak 7 konsultan militer Iran gugur akibat serangan itu, termasuk petinggi IRGC Mohammad Reza Zahedi dan Wakilnya Mohammad Hadi Haji Rahimi.

Tidak diragukan bahwa baik kelompok-kelompok teroris dengan berbagai nama dari ISIS, Jaish al-Sahabah, hingga Jaish al-Adl, atau para teroris pimpinan mereka yaitu AS-Israel, tidak akan mampu melunturkan keteguhan Iran dalam membela Palestina atau melawan hegemoni AS. Bukti terbaiknya adalah pukulan-pukulan menyakitkan yang dilayangkan Iran kepada para teroris Takfiri, baik di dalam atau luar Negeri Mullah.

Di sisi lain, AS dan Rezim Zionis dirundung kekhawatiran menantikan pembalasan Iran atas serangan ke Konsulatnya; pembalasan yang akan membuat 2 rezim ini menyesali penumpahan tiap tetes darah di wilayah Iran.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *