Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Rudal Optik Hizbullah, Senjata Canggih Baru yang Kejutkan Israel dan Ubah Perimbangan

Rudal Optik Hizbullah, Senjata yang Kejutkan Israel dan Ubah Perimbangan

POROS PERLAWANAN– Pada hari Kamis 25 Januari, Hizbullah merilis video yang menunjukkan hancurnya sebuah sistem radar di kawasan Jal al-Allam. Serangan itu menggunakan rudal optik terpandu, yang langsung menjadi pusat perhatian berbagai forum.

Diberitakan Fars, video itu memperlihatkan rudal tersebut meluncur secara melengkung ke arah target dan menghantamnya. Rudal-rudal optik dipasangi sebuah kamera di hidungnya. Tutup kamera akan membuka ketika tombolnya diklik sehingga kamera mulai mengambil gambar dari lingkungan sekitarnya. Kamera ini bisa berupa sinar inframerah.

Dalam video yang dipublikasikan Hizbullah, rudal mengenai sistem radar yang berada di balik tembok beton dan tidak terlihat secara langsung. Sistem radar ini memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan intelijen IDF di front selatan Lebanon. Sistem ini bisa melacak hingga puluhan kilometer di kedalaman wilayah Lebanon.

Sebelum ini, Hizbullah telah menghancurkan berbagai sistem radar Israel di dekat perbatasan Lebanon. Namun radar yang dihancurkan Kamis lalu tidak bisa ditargetkan dengan rudal biasa, sebab radar itu berada di atas sebuah bukit tinggi dan di balik sebuah tembok beton setinggi 9 meter.

Rudal-rudal jenis ini termasuk dari varian rudal terpandu antibaja dan penghancur seperto Kornet, TOW, dan selainnya. Namun rudal ini berbeda dalam hal jalur yang dilintasinya menuju sasaran.

Rudal-rudal Kornet yang berulang kali digunakan Hizbullah selama beberapa bulan ini menempuh jalur lurus ke sasaran. Hal ini mengharuskan penembak untuk menempatkan diri di posisi lurus dari sasaran untuk membidiknya. Namun rudal-rudal melengkung bisa mengenai sasaran tanpa penembaknya harus berhadapan langsung dengan musuh. Selain ini bisa mengenai sasaran dengan akurat, keunggulan ini juga membuat operator rudal terlindung dari bidikan musuh.

Di sisi lain, kendaraan dan perangkat lapis baja diperkuat di bagian-bagian yang kemungkinan besar jadi target bidikan. Sebab itu, rudal yang ditembakkan secara lurus tidak memiliki daya hancur optimal saat mengenai lapis baja. Namun rudal-rudal melengkung bisa mengenai bagian yang lebih ringkih.

Prinsip ini terlihat jelas dalam tank dan kendaraan lapis baja. Berbagai jenis tank di dunia menggunakan lapisan baja primer di depan dan samping, serta lapisan sekunder di bawah dan belakang. Sementara lapisan paling tipis ada di bagian atas, sebab tank jarang diserang dari arah atas.

Namun dengan semakin menjamurnya penggunaan drone, negara-negara yang berperang, terutama Rusia dan Ukraina, segera bertindak dengan memasang sebuah payung besi di atas tank-tank mereka, sehingga drone hanya mengenai payung besi tersebut dan hanya menyebabkan kerusakan minim kepada tank. Setelah Operasi Badai al-Aqsa, Israel pun terburu-buru melengkapi tank-tanknya dengan payung-payung besi ini.

Meski demikian, payung-payung besi ini kurang efektif di hadapan drone kamikaze dan rudal melengkung. Apalagi hulu ledak rudal-rudal ini memiliki berat hingga 10 kg dan berdaya hancur besar.

Poin penting lain, rudal jenis ini meluncur di ketinggian yang sangat rendah dan hanya puluhan meter di atas tanah. Rudal ini juga bisa bermanuver ke arah sasaran dengan dipandu operator. Rudal ini juga tak membutuhkan landasan peluncur besar atau kawasan terbuka. Sebab itu, rudal ini tidak bisa dilacak radar-rdar pesawat. Selain itu, karena jalur yang ditempuhnya di ketinggian rendah, Iron Dome tidak mampu mencegatnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *