Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi

Saudi Eksekusi Mati Pemuda Syiah dari Qatif atas Tuduhan Palsu ‘Terlibat Teror’

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, pihak berwenang Saudi telah mengeksekusi seorang pemuda dari wilayah Qatif atas tuduhan palsu keterlibatan dalam kegiatan teroris, sebagai bagian dari tindakan keras yang dipimpin oleh Putra Mahkota Arab Saudi terhadap pembangkang politik.

Kementerian Dalam Negeri Saudi mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada Senin bahwa hukuman mati dilakukan terhadap Muslim bin Ahmed bin Musallam al-Milad.

“Al-Milad, seorang warga negara Saudi, bergabung dengan sel teroris, yang kadang-kadang berkonfrontasi dengan pasukan keamanan dan melakukan serangan bersenjata terhadap mereka,” kata pernyataan itu.

Pernyataan tersebut mengeklaim bahwa al-Milad telah “merusak keamanan dalam negeri” dan “memperdagangkan senjata api dan narkotika”.

Lebih lanjut Saudi menuduh bahwa pemuda itu “mendukung orang-orang yang dicari untuk bentrokan bersenjata dengan pasukan keamanan, mendanai terorisme dan aksi teroris, dan menyembunyikan penjahat yang dicari”.

Warga negara Saudi itu awalnya dirujuk ke Pengadilan Kriminal Khusus Kerajaan, di mana dia dinyatakan bersalah atas dakwaan yang dijatuhkan terhadapnya, dan menjatuhkan hukuman mati, yang ditegakkan saat naik banding, tambahnya.

Awal bulan ini, Arab Saudi mengumumkan eksekusi tiga orang di Provinsi Timur yang berpenduduk Syiah atas tuduhan palsu.

Hussein bin Ali bin Muhammad al-Mohishi, Fazel bin Zaki bin Hossein Ansif, dan Zakaria bin Hassan bin Muhammad al-Mohishi menerima hukuman mati.

Qatif yang kaya minyak dan berpenduduk mayoritas Syiah telah menjadi tempat demonstrasi damai sejak Februari 2011.

Para pengunjuk rasa menuntut reformasi, kebebasan berekspresi, pembebasan tahanan politik, dan diakhirinya diskriminasi ekonomi dan agama terhadap wilayah tersebut.

Protes telah ditanggapi dengan tindakan keras, dengan pasukan rezim meningkatkan langkah-langkah keamanan di seluruh provinsi.

Sejak Mohammed bin Salman menjadi pemimpin de facto Arab Saudi pada 2017, Kerajaan telah meningkatkan penangkapan terhadap aktivis, blogger, intelektual, dan lainnya yang dianggap sebagai lawan politik.

Ini menunjukkan hampir tidak ada toleransi untuk perbedaan pendapat walaupun menghadapi kecaman internasional atas tindakan keras tersebut.

Akibatnya, banyak cendekiawan Muslim dieksekusi dan para aktivis hak-hak perempuan telah ditempatkan di balik jeruji besi dan disiksa saat kebebasan berekspresi, berserikat, dan berkeyakinan terus diingkari.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *