Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Sekjen Jihad Islami: 70 Tahun PascaNakba, Kini Israel Terjepit dari Segala Sisi

Sekjen Jihad Islami: 70 Tahun PascaNakba, Kini Israel Terjepit dari Segala Sisi

POROS PERLAWANAN – Sekjen Jihad Islami Palestina, Ziyad al-Nakhalah dalam pidatonya pada Rabu 19 Mei mengapresiasi perlawanan para pejuang Palestina terhadap Israel.

“70 tahun setelah Hari Nakba, para pejuang telah membuat musuh dalam kondisi terjepit yang belum pernah dialaminya selama ini. Pada hakikatnya, mereka telah membuktikan bahwa jalan bangsa dan perlawanan kita tidak berhenti pada hari dilemparkannya warga Palestina ke kamp-kamp pengungsi,” kata al-Nakhalah dalam pidato yang disiarkan PalToday TV.

“Pertempuran kita demi Quds telah memasuki hari ke-11. Tiap harinya, para pembunuh dan penjahat direndahkan di tiap titik Palestina Pendudukan. Kita melindungi Quds dari penghinaan dan penodaan. Ini adalah jalan bangsa kita. Jalur kita adalah perlawanan, yang tak akan kita tinggalkan kecuali setelah meraih kemenangan,” lanjut al-Nakhalah.

Dilansir Fars, Sekjen Jihad Islami menyindir kebungkaman internasional dan Arab terkait isu Palestina. Al-Nakhalah berkata, ”Hendaknya dunia yang bisu ini tahu bahwa senjata yang kami gunakan untuk menghadapi senjata mutakhir AS adalah pipa-pipa air yang telah diubah para insinyur Poros Perlawanan menjadi rudal-rudal.”

“Dengan semua fasiltas yang dimiliki, para penjajah tak mampu berhadapan dengan Gaza, yang hanya memiliki sarana-sarana sederhana… Dunia dan Arab harus tahu bahwa kami pun diboikot dari sesuap roti, padahal di saat yang sama, AS mendatangkan banyak senjata agar (Israel) bisa membunuh warga kami lebih banyak lagi.”

“Dunia dengan perilaku semacam ini memberi kami pilihan antara kematian atau menerima begitu saja perampasan tanah kami; dunia barbar yang hanya meyakini (penggunaan) kekuatan. Perang di Palestina dan sekitarnya akan dilakukan dengan pedang kami, bukan dengan kesepakatan-kesepakatan yang membatasi kami dan mengembalikan kami ke blokade,” tandas al-Nakhalah.

“Kami bertempur meski tahu harus membayar mahal untuk itu. Namun, kami tahu bahwa ini adalah satu-satunya jalan untuk merdeka dan melindungi Quds serta rakyat. Kami dihadapkan dengan dua opsi: menyerah dan menyerahkan semuanya kepada penjajah, atau melawan mereka di mana pun,” tegas al-Nakhalah.

Di akhir pidato, seraya menyebut Palestina adalah persoalan Arab dan Muslim, al-Nakhalah meminta seluruh rakyat Palestina untuk bangkit demi membela Quds.

Tags:

2 Komentar

  1. Oji Mei 20, 2021

    Semoga Tuhan menghukum bani Israil karena kesombongan besarnya??

    Balas

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *