Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Selisih Tajam Netanyahu vs Direktur Mossad Soal Perundingan Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan dengan Hamas

Politico: Netanyahu Tunda-tunda Perundingan Lantaran Berharap Trump Menang di Pilpres AS

POROS PERLAWANAN– Dikutip Mehr dari al-Jazeera, perseteruan kian meruncing di tengah para petinggi Rezim Zionis terkait perundingan gencatan senjata dan pertukaran tawanan dengan Hamas.

Mengutip dari sumber-sumber terpercaya, media-media Israel mengungkap perselisihan pendapat serius antara PM Israel Benyamin Netanyahu dan Direktur Mossad David Barnea. Barner adalah orang yang bertanggung jawab untuk perundingan damai dengan Hamas.

“Netanyahu kian mempersulit pendiriannya tentang perundingan. Saat ini, Netanyahu nyaris sendirian menjalankan proses perundingan,” kata sejumlah sumber Israel yang menolak identitas mereka diungkap.

Menurut laporan Kanal 12, Direktur Mossad menentang pendirian baru Netanyahu terkait jalannya perundingan. Barnea juga tidak mendukung program-program Netanyahu.

Yedioth Ahronoth mengabarkan, Netanyahu dan Barnea tidak saling bertemu untuk membahas perundingan dengan Hamas. Mereka berdua tidak saling bicara sehubungan dengan topik ini.

Penyebab utama perselisihan saat ini adalah sikap Netanyahu yang semakin kaku. PM Israel dari Partai Likud ini mengajukan tuntutan-tuntutan sulit, seperti berlanjutnya kontrol Rezim Zionis atas perlintasan Rafah. Tuntutan ini bisa berujung kepada kegagalan perundingan.

Baru-baru ini, mantan Menlu Israel Avigdor Lieberman menilai Netanyahu tidak becus dalam menjalankan Pemerintahan Rezim Zionis.

Lieberman dalam wawancara dengan Maariv menyatakan bahwa Netanyahu menggiring Israel ke arah kebinasaan dan tidak bisa mengelola satu pun urusan.

Ia berpendapat bahwa Netanyahu hanya berusaha mempertahankan kekuasaannya selama mungkin. Lieberman mengungkit segala bahaya dan krisis politik-keamanan-ekonomi yang mengancam eksistensi Rezim Zionis. Ia mengakui bahwa sistem politik Israel “sakit” dan dikuasai oleh lobi-lobi pragmatis di dalam Rezim Zionis.

Dia menuding Netanyahu bertanggung jawab atas serangan Sabtu Hitam (Operasi 7 Oktober). Lieberman pun menyatakan bahwa Netanyahu telah “memperkuat” Hamas lantaran sepanjang masa jabatannya telah membebaskan para pemimpin faksi Perlawanan tersebut, termasuk pendiri dan pemimpin spiritual Hamas, Syekh Ahmad Yasin dan Pemimpin Hamas saat ini, Yahya al-Sinwar.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *