Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Tahanan Palestina Deklarasi Mogok Massal untuk Protes Tindakan Represif Otoritas Penjara Israel

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, kelompok advokasi tahanan Palestina mengatakan bahwa perwakilan tahanan politik Palestina yang ditahan Israel telah mendeklarasikan mobilisasi umum sebagai protes terhadap serangkaian baru tindakan represif rezim Israel.

Komisi Urusan Tahanan Otoritas Palestina mengatakan bahwa keputusan itu dibuat setelah Layanan Penjara Israel (IPS) mengingkari kesepahaman yang sebelumnya dicapai dengan perwakilan tahanan setelah pembobolan penjara Gilboa September lalu, kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan pada Minggu 6 Februari.

“Menanggapi ini, Gerakan Tawanan Palestina dan semua afiliasinya telah menyatakan keadaan mobilisasi umum, termasuk pembubaran semua Badan partisan mulai Senin besok,” kata komisi itu.

Setelah enam warga Palestina berhasil melarikan diri dari penjara keamanan maksimum Gilboa di bagian utara wilayah pendudukan melalui terowongan bawah tanah pada 6 September 2021, rezim Tel Aviv menerapkan aksi represif terhadap lebih dari 4.500 tahanan politik Palestina di penjara Israel.

Langkah-langkah hukuman termasuk memindahkan puluhan tahanan ke sel isolasi, mencegah narapidana pergi ke halaman penjara, melarang narapidana bertemu keluarga mereka, dan menutup kantin.

Sebagai protes terhadap tindakan represif Israel, tahanan-tahanan politik Palestina di penjara Israel berencana untuk memulai serangkaian tindakan, termasuk mogok makan. Para tahanan juga membakar sel tahanan di dalam beberapa penjara Israel, yaitu Ofer dan Kzi’ot.

Sementara itu, Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) mengatakan bahwa tahanan Palestina di penjara Nafha dan Rimon Israel telah memutuskan untuk mengunci semua bagian dari dua penjara sebagai protes atas keputusan otoritas untuk mengurangi waktu istirahat harian sebesar 50 persen.

Dalam keterangannya, Minggu, PPS menyebutkan akibat putusan tersebut, narapidana di seksi tertentu tidak bisa bertemu dengan napi dari seksi lain pada jam istirahat harian seperti sebelumnya.

Pusat Informasi Palestina juga melaporkan bahwa keputusan Gerakan Tawanan Palestina untuk membubarkan semua komite pengatur yang mewakili para tahanan, datang setelah IPS meningkatkan tindakan represifnya terhadap tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

Keputusan yang akan efektif mulai Senin akan memaksa sipir Israel untuk menangani setiap tahanan secara individual, tambahnya.

Dilaporkan ada lebih dari 7.000 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel. Ratusan narapidana dipenjara di bawah praktik penahanan administratif.

Otoritas penjara menahan narapidana Palestina di bawah kondisi menyedihkan dan tidak memiliki standar higienis yang layak. Para tahanan juga menjadi sasaran penyiksaan, pelecehan dan penindasan sistematis, menurut pejabat Palestina.

Organisasi hak asasi manusia mengatakan bahwa Israel melanggar semua hak dan kebebasan yang diberikan kepada tahanan di bawah Konvensi Jenewa Keempat.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *