Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Begini Reaksi Netanyahu Usai Diultimatum Gantz

Diberi Ultimatum Gantz, Ini Reaksi Netanyahu

POROS PERLAWANAN– PM Israel Benyamin Netanyahu menanggapi ultimatum dan tenggat waktu yang diberikan anggota Dewan Perang Israel Benny Gantz.

Dilansir al-Alam, Gantz, yang juga mantan Menteri Perang Israel, memberikan tenggat waktu hingga 10 Juni nanti kepada Netanyahu untuk mengumumkan strategi jelas terkait perang dan pascaperang.

Gantz menyatakan, ia berusaha menjaga persatuan Kabinet, tapi tanpa mengorbankan tujuan-tujuan perang. Ia mengancam, jika Netanyahu tidak menerima tuntutan-tuntutan masyarakat Israel, ia akan keluar dari Dewan Perang.

Kantor Netanyahu dalam statemennya menyatakan,”Jika Gantz mengutamakan perdamaian domestik dan tidak mencari-cari dalih untuk menggulingkan Kabinet, ia harus menjawab 3 pertanyaan berikut:

“Apakah dia siap melanjutkan operasi Rafah untuk menghancurkan brigade-brigade Hamas? Jika ya, kenapa di tengah-tengah operasi ini dia malah mengancam akan keluar dari Dewan Perang?”

“Apakah dia menentang kedaulatan sipil atas Otoritas Nasional Palestina (PNA) di Gaza, bahkan tanpa (Mahmoud) Abbas?”

“Apakah di tengah proses normalisasi hubungan dengan Saudi, ia siap menerima negara Palestina di Gaza dan Tepi Barat?”

Kantor Netanyahu menegaskan bahwa sikapnya dalam 3 hal ini sudah jelas: Netanyahu bertekad menghancurkan brigade-brigade Hamas, menentang masuknya PNA di Gaza, dan menolak negara Palestina, karena jika terbentuk, “itu pasti akan menjadi Pemerintahan teroris.”

Menteri Keamanan Domestik Itamar Ben-Gvir juga turut menanggapi ultimatum Gantz. Ia mengatakan,”Gantz adalah pemimpin kecil dan penipu besar. Sejak bergabung dengan Dewan Perang, tujuannya adalah meruntuhkan Dewan. Lawatan-lawatannya ke Washington hanyalah sebagian kecil dari konspirasinya.”

Menteri Komunikasi Israel menyarankan agar Gantz mundur. Ia berkata,”Gantz ingin PNA berkuasa di Gaza.”

Menurutnya, Dewan Perang sudah sejak lama cenderung ke sayap kiri dan berubah menjadi sarana untuk melemahkan Netanyahu dan Kabinet sayap kanannya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *