Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Abdollahian: Menuding IRGC sebagai Teroris Sama Saja dengan Menembak Kaki Eropa Sendiri

Abdollahian: Menuding IRGC sebagai Teroris Sama Saja dengan Menembak Kaki Eropa Sendiri

POROS PERLAWANAN – Setelah dirilisnya draf resolusi interventif dan tak lazim Parlemen Eropa terhadap Iran, Menlu Hossein Amir Abdollahian pada Rabu malam 18 Januari berbicara via telepon dengan Staf Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell.

Diberitakan Fars, Abdollahian dalam perbincangan tersebut mengkritik pedas sikap emosional Parlemen Eropa dan menyebutnya sebagai tindakan gegabah dan keliru.

Pada Rabu kemarin, Parlemen Eropa mengesahkan desakan agar Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dicantumkan dalam “Daftar Teroris”. Desakan ini disahkan setelah mendapat persetujuan dari 598 suara di Parlemen Eropa.

Abdollahian mengatakan bahwa ia menyesalkan dikeluarkanya draf sebuah resolusi emosional dan tidak profesional oleh Parlemen Eropa, yang bertentangan dengan rasionalitas politik.

“Kami sudah berkali-kali menyatakan bahwa IRGC adalah sebuah lembaga resmi dan berdaulat, yang memiliki peran penting dan vital dalam mewujudkan keamanan nasional Iran serta Kawasan, terutama dalam pembasmian terorisme,” kata Abdollahian.

Menurut Menlu Iran, tindakan Parlemen Eropa dalam menuding IRGC sebagai “teroris” sama seperti menembakkan peluru ke kaki Eropa sendiri. Ia memperingatkan Parlemen Eropa untuk memikirkan konsekuensi negatif dari tindakan emosional ini dan fokus kepada perilaku konstruktif dan rasional dalam masalah diplomatik.

Menanggapi tindakan Parlemen Eropa, Parlemen Iran telah menyiapkan draf yang jika disahkan, Teheran akan menyatakan semua Angkatan Bersenjata negara anggota Uni Eropa sebagai teroris.

Sebelumnya, Jubir Kemenlu Iran, Naser Kanani mengatakan, ”Orang-orang yang melakukan tindak terorisme dan merupakan tersangka utama dukungan untuk terorisme, tidak berhak menuding para pahlawan pembasmi terorisme internasional sebagai ‘teroris.’ Mereka yang secara pengecut telah meneror para pahlawan nyata dalam penumpasan terorisme internasional dan melanggar Piagam PBB serta kedaulatan sebuah negara independen, juga negara-negara yang mendukung teror ini, tidak punya hak untuk mendeskripsikan para pahlawan pembasmi terorisme kami dengan kata-kata tak pantas; kata-kata dan deskripsi yang lebih tepat disematkan kepada mereka dan tentara mereka sendiri.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *