Loading

Ketik untuk mencari

Analisa Palestina

Akankah Kaburnya Israel dari Gaza Terulang di Tepi Barat?

Akankah Kaburnya Israel dari Gaza Terulang di Tepi Barat?

POROS PERLAWANAN – Harian Kayhan menulis bahwa bertambahnya operasi bersenjata di Tepi Barat dan kian tidak amannya orang-orang Zionis di kawasan itu mengingatkan kondisi sulit yang dialami Israel pada 2005 sebelum angkat kaki dari Gaza.

Dilansir Fars, sekitar 17 tahun lalu tepatnya pada Agustus 2005, PM Israel Ariel Sharon menginstruksikan agar semua pemukim Zionis hengkang dari Gaza.

Proses evakuasi orang-orang Zionis dari Gaza berlangsung hingga 27 hari. Tercatat 21 permukiman di Gaza dikosongkan sepenuhnya dari 8.500 penduduk Zionis.

Dalam foto-foto yang diambil di masa itu, para pemukim Zionis keluar dari Gaza dengan wajah masam, menangis, atau harus dipaksa. Ada banyak foto yang menunjukkan Tentara Israel menarik tangan dan kaki para pemukim serta menyeret mereka di tanah agar mereka keluar dari Gaza.

Instruksi Sharon adalah hasil dari perundingan yang dilakukannya dengan Mahmoud Abbas. Mereka sepakat bahwa sebagai imbalan untuk hengkangnya Israel dari Gaza, intifada Palestina harus diakhiri.

Sharon yang sejak setahun sebelumnya gagal memberi keamanan bagi warga Zionis, mengajukan sebuah draf ke Parlemen Israel dan menamakannya “Keluar Sepihak dari Gaza”. Sharon berjanji bahwa setelah mengevakuasi warga Zionis dari Gaza, mereka akan menikmati hari-hari tenang.

Kaburnya orang-orang Zionis dari Gaza menjadi model sukses untuk operasi-operasi Perlawanan Palestina. Warga di Tepi Barat berharap bahwa apa yang telah terjadi di Gaza pada 2005 akan terulang di daerah mereka.

Mungkin banyak yang menganggap hengkangnya Zionis dari Tepi Barat sebagai impian kosong. Namun realitas di Tepi Barat saat ini menunjukkan bahwa hengkangnya orang-orang Zionis dari kawasan itu justru lebih memungkinkan dibandingkan Gaza dahulu.

Dipublikasikannya sebuah laporan pada 2020 menunjukkan bahwa proyek hengkangnya warga Zionis pada 2005 sebenarnya mencakup 2 tahap, yaitu Gaza dan Tepi Barat.

Sesuai dokumen yang ada, Kabinet Sharon di masa itu menyimpulkan bahwa satu-satunya jalan menjaga Rezim Zionis adalah angkat kaki dari Gaza, kemudian dari Tepi Barat. Jika tidak, berlanjutnya pendudukan atas Tepi Barat akan menghadapkan Tel Aviv dengan beragam tantangan.

Meski demikian, pertikaian politik saat itu antara Partai Likud dan Kadima menghentikan tahap kedua evakuasi warga Zionis dari Tepi Barat. Namun dipublikasikannya laporan ini menunjukkan bahwa para petinggi Israel sudah melihat keluar dari Tepi Barat sebagai sebuah opsi.

Benar bahwa sulit diharapkan orang-orang Zionis keluar dari Tepi Barat dalam waktu dekat. Namun tidak ada keraguan bahwa para petinggi Tel Aviv akan terpaksa hengkang dari Tepi Barat. Skenario kaburnya Israel dari Gaza sangat mungkin terulang di Tepi Barat.

Hengkang dari Tepi Barat sendiri tidak akan menjamin keamanan bagi orang-orang Zionis. Kekacauan di Tel Aviv sudah demikian memuncak, sehingga, seperti yang dikatakan mantan PM Israel Ehud Barak, Rezim Zionis di dekade ke-8 pembentukannya akan lenyap dari dunia.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *