Loading

Ketik untuk mencari

Irak

Aksi Teror Berkurang Drastis Usai Tentara AS Angkat Kaki dari Kirkuk

Aksi Teror Berkurang Drastis Usai Tentara AS Angkat Kaki dari Kirkuk

POROS PERLAWANAN – Staf Hubungan Poros Utara al-Hashd al-Shaabi, Ali al-Husaini menyatakan bahwa aksi-aksi teror di Kirkuk turun hingga 95 persen, menyusul keluarnya Tentara AS dari pangkalan militer K1.

Dilansir Fars, al-Husaini dalam wawancara dengan stasiun televisi al-Maalomah menjelaskan, keluarnya Tentara AS dari pangkalan di dekat Kirkuk menghasilkan dampak positif bagi keamanan provinsi tersebut. Berkurangnya serangan teroris hingga nyaris 100 persen disebutnya sebagai indikator yang sangat baik.

Ia menambahkan, berkurangnya rata-rata aksi teror di Kirkuk merupakan bukti lain akan keterlibatan Tentara AS dalam mendukung kelompok teroris dengan berbagai cara.

Staf al-Hashd al-Shaabi ini menegaskan, kini kondisi Kirkuk dan kawasan sekitarnya menjadi lebih aman dan stabil, yang salah satu penyebabnya adalah keluarnya Tentara AS dari provinsi tersebut.

Setelah keluar dari sejumlah pangkalan militer di Irak, Tentara AS selama beberapa bulan menetap di pangkalan K1, dan baru-baru ini telah angkat kaki dari sana.

Sementara itu, Komando Operasi Gabungan Irak mengungkap strategi baru untuk memburu sisa-sisa teroris ISIS.

“ISIS dan kelompok-kelompok cabangnya berusaha memanfaatkan meningkatnya suhu udara dan kondisi negara akibat pandemi Corona, terutama di daerah-daerah gurun,” kata Jubir Komando Operasi Gabungan Irak, Tahsin al-Khafaji.

Menurutnya, ISIS berkeyakinan bahwa aksi-aksi teror akan membuat mereka eksis, serta memengaruhi kondisi keamanan negara. Sebab itu, kata al-Khafaji, pihaknya telah menyusun strategi baru berdasarkan prinsip-prinsip intelijen untuk mengejar sisa-sisa gerombolan ISIS.

Ia mengumumkan, Pasukan Irak telah diperlengkapi dengan teropong pendeteksi panas untuk memudahkan perburuan teroris.

Pada tanggal 20 Maret 2003, AS memimpin sebuah koalisi internasional yang menyerang Irak, serta menduduki negara ini dengan dalih menggulikan Pemerintahan Saddam Hussein.

Washington lalu mengakhiri keberadaan militernya 8 tahun setelah itu pada Desember 2011. Namun pada Juni 2014, AS bersama koalisinya kembali mengintervensi Irak dengan alasan perang melawan ISIS.

Meski Irak pada tanggal 9 Desember 2017 telah mengumumkan bahwa ISIS telah dikalahkan, tentara-tentara asing, termasuk Tentara AS, masih saja bercokol di Negeri Seribu Satu Malam ini.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *