Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Al-Houthi Nyatakan AS, Israel, dan Inggris ‘Arsitek Agresi ke Yaman’

Al-Houthi Nyatakan AS, Israel, dan Inggris ‘Arsitek Agresi ke Yaman'

POROS PERLAWANAN – Bertepatan dengan dimulainya tahun ke-8 agresi ke Yaman, Pemimpin Ansharullah Abdulmalik al-Houthi menyatakan bahwa serangan ke Yaman tidak memiliki legitimasi.

Menurutnya, pengumuman agresi ke Yaman dari Washington dilakukan untuk menunjukkan bahwa AS adalah pengawas dan arsitek serangan ini.

Dikutip Fars dari al-Mayadeen, al-Houthi menambahkan bahwa Koalisi Agresor menunjukkan mana pihak yang benar dan batil, serta menyebut bahwa AS, Inggris, dan Rezim Zionis sebagai perancang agresi.

Pemimpin Ansharullah menilai bahwa keterlibatan Inggris dalam agresi ke Yaman adalah hal yang gamblang. Ia menambahkan, ”Saudi dan UEA adalah eksekutor agresi, sementara anggota Koalisi lainnya adalah upahan.”

Al-Houthi menyebut perilaku biadab sebagai karakteristik utama agresi, seraya mengatakan, ”Sikap manusiawi dan akhlak ada pada faksi-faksi Poros Perlawanan dan kaum merdeka Umat Islam. Namun sejak awal agresi, kita menyaksikan kebungkaman dunia internasional.”

Selain kebungkaman internasional, sebagian pihak justru menyelamati agresi ini, karena “Koalisi menargetkan bangsa Yaman di mana pun dan membombardir infrastruktur.” Menurut al-Houthi, Koalisi Saudi telah menjarah aset-aset Yaman senilai lebih dari 27 triliun dan 850 miliar riyal Yaman.

“Koalisi Agresor berusaha menguasai situs-situs minyak, pelabuhan, dan sumber-sumber nasional. Koalisi ini juga merampok pemasukan dari minyak Yaman dan mencegah bangsa Yaman menikmati hasilnya,” tegas al-Houthi.

“Tujuan blokade dari Koalisi Agresor adalah menyiksa dan menundukkan bangsa Yaman… Mereka bahkan berupaya menghalangi masuknya komoditas minyak melalui jalan darat.”

Al-Houthi menjelaskan bahwa operasi Angkatan Bersenjata Yaman di berbagai front telah mencapai lebih dari 66 ribu operasi. Ia mengumumkan bahwa Yaman membuat sendiri perangkat perang, yang dimulai dengan rudal al-Sarkhah.

“Negara kita membuat sendiri peralatan perangnya, dan sedang menuju pembuatan perangkat-perangkat nonmiliter. Hal ini menyebabkan kemurkaan Koalisi,” kata al-Houthi.

Pemimpin Ansharullah menegaskan, menyerah adalah opsi fatal dan berakibat buruk. “Kita menghadapi problem ekonomi dan militer. Namun kita mengubah problem menjadi peluang. Koalisi juga telah dikalahkan,” tandasnya.

Di akhir pidato, al-Houthi melayangkan peringatan kepada Koalisi Saudi dengan mengatakan, ”Di tahun ke-8 (perang), kami akan datang dengan rudal-rudal balistik dan drone jarak jauh.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *