Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Analis Zionis: Seiring Pudarnya ‘Spirit Bersama’ Warganya, Struktur Ringkih Israel akan Busuk dan Hancur dari Dalam

Analis Zionis: Seiring Pudarnya 'Spirit Bersama' Warganya, Struktur Ringkih Israel akan Busuk dan Hancur dari Dalam

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, analis dan jurnalis Zionis, Yossi Melman mengutip pernyataan dari mantan Presiden Israel, Ezer Weizman bahwa “jika ada bahaya bagi kelanjutan keberadaan Israel sebagai sebuah pemerintah demokrat Yahudi, bahaya itu berasal dari dalam, bukan luar”.

Dalam tulisan yang dimuat di harian Ibrani, Maariv, Melman menyebut bahwa Presiden Suriah terdahulu Hafez Assad menyerupakan Rezim Zionis dengan orang-orang Kristen. Assad berkata, keberadaan orang-orang Zionis di Timteng hanya bersifat sementara, sama seperti orang-orang Kristen (Pasukan Salib).

“(Pembandingan historis) ini adalah semacam penghiburan bagi orang Arab setelah kegagalan mereka mengalahkan Israel. Ini tidak hanya ada di politik, tapi juga di sastra dan sejarah (negara-negara) Arab pada dekade 50 dan 60-an… Dalam pandangan mereka, orang Zionis adalah orang Barat yang akan berakhir sama seperti orang-orang Kristen; orang-orang Kristen yang dikalahkan Salahudin Ayyubi di dekat Tiberia dan dipukul mundur.”

Melman mengklaim, pembandingan Pasukan Salib dengan Zionis tidak bisa diterima, “sebab Israel adalah pemerintah yang kuat dan maju dari sisi ekonomi, teknologi, dan militer”.

Ia menyinggung diterimanya Israel oleh sejumlah negara-negara Arab. Melman mengklaim, penerimaan ini bukan hanya karena eksistensi, tapi juga secara konstitusional melalui kesepakatan normalisasi dengan 4 negara Arab.

Dengan adanya bom nuklir, Israel diklaim Melman tak akan kalah di medan perang, sebab tak ada ancaman nyata dari luar. Jika ada bahaya, itu berasal dari dalam Israel.

“Israel akan runtuh sebagai sebuah pemerintah dan masyarakat. Kesenjangan, perselisihan, kebencian terhadap liberalisme, perseteruan politik antara sayap kanan, moderat, sayap kiri; antara kaum agamis dan sekuler; dan antara Timur dan Barat, semua ini mengancam struktur ringkih eksistensi Israel.”

“Pendudukan dan persekusi atas rakyat Palestina beserta dampak-dampaknya untuk demokrasi juga mesti ditambahkan kepada faktor-faktor di atas. Masalah-masalah ini tidak dimulai di masa Netanyahu, tapi hanya semakin menguat di masanya”, tulis Melman.

“Dahulu, mayoritas (penduduk) Israel memiliki spirit bersama, seperti pembentukan negara, pembangunan permukiman, keamanan, norma demokrasi, moral, dan keyakinan kepada keadilan. Sebab itu, mereka siap berjuang, mesti harus menjadi korban.”

“Namun, spirit bersama ini mulai memudar. Banyak anak dan orang dewasa Israel merasa takut atas keberadaan mereka… Ini adalah sebuah kekhawatiran nyata; sebuah jeritan dari lubuk hati paling dalam,” pungkasnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *