Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Ansharullah Nyatakan Kontrol Ma’rib Sudah di Tangan Tentara Yaman

Ansharullah Nyatakan Kontrol Ma’rib Sudah di Tangan Tentara Yaman

POROS PERLAWANAN – Anggota Kantor Politik Ansharullah, Ali al-Qahoum menyatakan bahwa secara militer Ma’rib sudah berada di bawah kendali Tentara dan Komite Rakyat Yaman, kendati Koalisi Saudi masih melancarkan serangan besar-besaran.

“Saudi dalam kondisi panik dan frustasi,” kata al-Qahoum kepada al-Mayadeen, dilansir Fars.

Ia menambahkan, Tentara dan Komite Rakyat Yaman bergerak sesuai strategi jelas yang dibangun atas prinsip pembebasan tiap jengkal tanah Yaman.

“Saudi harus tahu bahwa Yaman bukan umpan yang mudah,” kata al-Qahoum, seraya menegaskan bahwa tiap agresi Koalisi mesti dibalas.

Ia berpendapat, pertempuran di Ma’rib bisa dibilang telah berakhir. Sebab itu, Saudi harus hengkang dari Yaman dan berhenti mengusiknya.

Petinggi Ansharullah ini berkata, gerbang Sanaa terbuka lebar bagi semua penduduk provinsi-provinsi selatan Yaman.

“Kami telah mencapai kesepahaman dengan provinsi-provinsi selatan… Satu-satunya masalah kami adalah dengan Saudi, yang seharusnya mengambil pelajaran dari agresi-agresinya,” tandas al-Qahoum.

“Setelah Ma’rib, pertempuran kami selanjutnya akan mengarah ke perlintasan al-Wadiah (antara Saudi dan Yaman).”

“Agresi ini menyasar semua rakyat Yaman, bukan hanya Ansharullah. Sebab itu, Saudi harus mengemban tanggung jawabnya.”

“Sia-sia saja Saudi berusaha menghentikan kami. Sebab, Riyadh bukanlah penentu keputusan, tapi hanya alat di tangan AS-Zionis,” pungkasnya.

Sementara itu, Kemenlu Pemerintahan Keselamatan Nasional Yaman (yang bermarkas di Sanaa) mengecam keras hukuman mati atas 10 tawanan dari Tentara Yaman.

Milisi pro-Mansour Hadi mengeksekusi para tawanan itu dan melemparkan jasad mereka ke laut.

Portal berita Saba melaporkan, dalam statemen Kemenlu Sanaa disebutkan bahwa “tindakan keji ini adalah pelanggaran nyata terhadap semua hukum internasional dan kemanusiaan, terutama Konvensi Jenewa 1948 terkait perilaku kepada tawanan perang”. Konvensi ini melarang segala bentuk penyiksaan dan tindakan tak manusiawi kepada para tawanan.

“Koalisi Agresor AS-Saudi-UEA dan para antek mereka sejak dimulainya agresi pada 26 Maret 2015 telah melakukan kejahatan terkeji atas tawanan dari Tentara dan Komite Rakyat Yaman. Di antaranya adalah hukuman mati, penyiksaan, mutilasi, menguliti, dan memenjarakan mereka dalam kondisi terburuk,” demikian dinyatakan Kemenlu Sanaa.

Statemen ini meminta dari masyarakat dunia, terutama Dewan Keamanan, Dewan HAM, Komisaris HAM PBB, Palang Merah Dunia, dan semua kelompok pembela HAM untuk membuka mulut serta mengutuk kejahatan ini.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *