Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Ansharullah Sambut Baik Investigasi Independen Usut Pembantaian AS dan Koalisi Agresor terhadap Rakyat Sipil Yaman

Ansharullah Sambut Baik Investigasi Independen Usut Pembantaian AS dan Koalisi Agresor terhadap Rakyat Sipil Yaman

POROS PERLAWANAN – Seorang petinggi Ansharullah, Muhammad Ali Houthi menyatakan, kelompoknya pada Sabtu 5 Juni lalu hanya menargetkan sebuah kamp di kota Ma’rib.

“Kami meminta laporan dari saudara-saudara di Kementerian Pertahanan. Mereka menegaskan hanya menghujani sebuah kamp dengan tembakan. Mereka juga punya bukti-bukti atas hal itu”, cuit Houthi di laman Twitter-nya, seperti diberitakan al-Alam.

“Kami menyambut baik dimulainya investigasi independen terkait hal ini dan kabar-kabar burung soal operasi militer di Ma’rib. Kami menuntut penyelidikan independen atas pembantaian anak-anak dan warga sipil Yaman yang dilakukan AS dan Koalisi Agresor di semua provinsi”, imbuh Houthi.

Ia menegaskan, ”Jika terbukti sesuatu (terkait tewasnya warga sipil) dalam penyelidikan ini, Kementerian Pertahanan berkewajiban untuk membayar ganti rugi. Selain itu, kami semua, sebagaimana saudara-saudara di Kementerian Pertahanan, juga wajib mematuhi instruksi sesuai UU Yaman untuk membalas setiap serangan. Kami juga berhati-hati agar warga sipil tidak menjadi target serangan.”

Sebelum ini, Pemerintahan Mansour Hadi mengklaim bahwa ledakan yang menghancurkan pom bensin dan merusak sejumlah kendaraan berasal dari rudal milik Ansharullah.

Di lain pihak, Ketua Komite Nasional Urusan Tawanan Yaman, Abdulqadir al-Murtadha menyebut Saudi menghalangi pelaksanaan kesepakatan lokal soal pertukaran tawanan.

“Saudi baru-baru ini berpesan kepada para anteknya untuk menghentikan semua proses pertukaran tawanan yang telah disepakati pihak-pihak lokal Yaman,” kata al-Murtadha kepada al-Masirah.

“Instruksi Saudi kepada Pemerintahan Hadi ini menyebabkan tertundanya 7 program pertukaran tawanan di sejumlah front, yang meliputi 400 tawanan dari kedua belah pihak,” imbuhnya.

Berdasarkan Kesepakatan Swedia yang dibuat oleh Pemerintah Sanaa dan Pemerintah Hadi, semua tawanan harus ditukar secara resmi. Namun adanya perselisihan di tengah para antek Saudi telah menjadi kendala pertukaran tersebut.

Pemerintah Sanaa menyatakan, Pemerintahan Hadi melakukan tebang pilih soal tawanan yang akan ditukar dan hanya menghendaki sejumlah komandan tertentu dari Partai al-Islah. Sementara Sanaa menegaskan bahwa proses pertukaran ini harus dilakukan secara menyeluruh tanpa pandang bulu.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *