Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Apa Motif Tersembunyi Erdogan Ajukan Permintaan Resmi kepada Putin untuk Mediasi Turki-Suriah?

Apa Motif Tersembunyi Erdogan Ajukan Permintaan Resmi kepada Putin untuk Mediasi Turki-Suriah?

POROS PERLAWANAN – Diberitakan al-Alam, Presiden Turki, Recep Tayip Erdogan dalam kontak telepon dengan Vladimir Putin secara resmi meminta agar Presiden Rusia memediasi pemulihan hubungan Ankara-Damaskus.

Sudah beberapa bulan terbetik kabar bahwa Turki berupaya memulai kembali hubungan dengan Suriah. Sehubungan dengan ini, beberapa pekan lalu sebuah pertemuan resmi telah diadakan antara para Menhan dan Direktur Intelijen kedua negara. Dijanjikan bahwa pertemuan-pertemuan ini akan dimulai pada pertengahan Januari atau Februari mendatang.

Namun sebelum berlangsungnya pertemuan kedua, Erdogan pada Senin 16 Januari kemarin secara resmi meminta Putin terlibat langsung untuk memperbarui hubungan Turki-Suriah. Ini berarti bahwa setelah 12 tahun, Turki sampai kepada kesimpulan bahwa proyek pendudukan atas Suriah adalah hal delusif yang hanya membebankan biaya besar atas Ankara.

Sejatinya, Erdogan dengan tindakan tersebut berusaha meminimalkan problem kebijakan luar negerinya. Melalui upaya rekonsiliasi dengan Suriah, Erdogan berupaya mendapatkan keuntungan di Pilpres Turki mendatang.

Sebelum ini, Erdogan juga telah mengerahkan usaha untuk menyelesaikan masalahnya dengan negara-negara lain. Ia memulainya dengan Saudi dan Mesir, kemudian disusul dengan Israel. Dua pekan silam, Dubes baru Israel datang ke Turki, yang menandai dimulainya kembali hubungan bilateral yang sempat mengeruh sejak 12 tahun lalu menyusul serangan Israel ke kapal Marmara.

Konon, jika pertemuan Turki-Suriah difinalisasi dan membuahkan hasil, ada sejumlah hal yang akan diwujudkan. Pertama, Turki akan hengkang dari kawasan yang didudukinya di utara Suriah. Kedua, jalur Aleppo-Latakia akan dibuka kembali. Ketiga, kelompok bersenjata yang didukung Ankara di barat laut Suriah akan meletakkan senjata mereka. Keempat, Perjanjian Adana akan kembali menjadi fondasi praktis dalam hubungan kedua negara seperti sebelumnya.

Di masa-masa awal pendudukan Suriah, Erdogan kerap bicara soal “hak kedaulatan Turki atas Aleppo, Kirkuk, Mosul, dan sebagainya”. Namun dalam situasi sekarang, tampaknya Erdogan telah terpengaruh oleh realita di lapangan dan sudah berpamitan dengan ilusi-ilusi lamanya.

Sebelum ini, Erdogan berusaha keras untuk berdialog langsung dengan Bashar Assad dan dengan mempertahankan kondisi yang ada, ia berupaya mewujudkan kepentingan bagi dirinya di Pilpres Turki. Namun Pemerintah Suriah dengan cerdik memberikan tanggapan logis kepada semua permintaan Erdogan, yaitu “Damaskus tidak akan berunding dengan penjajah selama ia masih belum mengakhiri penjajahannya.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *