Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Apa Tujuan Biden Ledakkan Nord Stream?

Apa Tujuan Biden Ledakkan Nord Stream?

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, wartawan investigasi senior AS, Seymour Hersh dalam sebuah wawancara membeberkan alasan Washington meledakkan pipa Nord Stream.

Hersh adalah orang yang mengungkap bahwa peledakan Nord Stream di Laut Baltik dilakukan oleh CIA.

Dalam wawancara dengan Russia Today, peraih penghargaan Pulitzer ini mengatakan bahwa tujuan Presiden AS, Joe Biden dalam memberikan instruksi peledakan jaringan pipa ini adalah untuk memastikan bahwa Jerman tidak bisa mengubah sikap soal sanksi atas Rusia dan pengiriman senjata ke Ukraina.

Hersh (85 tahun) sebelum ini pernah membongkar pembantaian massal 500 warga sipil di Vietnam dan penyiksaan terhadap tahanan di penjara Abu Ghuraib di Irak. Saat diwawancarai televisi Rusia tersebut, ia berkata bahwa Badan-badan Intelijen AS di akhir tahun 2021 dan sebelum dimulainya perang Ukraina telah menyusun rencana untuk meledakkan Nord Stream.

Sekitar 2 pekan lalu, Hersh mengungkap bahwa peledakan Nord Stream di Laut Baltik adalah operasi rahasia, yang instruksinya berasal dari Gedung Putih dan dieksekusi oleh CIA.

Hersh dalam laporannya mengungkapkan bahwa para penyelam AL AS memasang bahan peledak untuk menghancurkan jalur pipa Nord Stream, yang dilakukan dalam latihan perang NATO pada musim panas 2022 silam.

Tiga bulan setelahnya, yaitu di bulan Juni, AL AS dengan kerja sama Norwegia meledakkannya dari jarak jauh, sehingga merusak 3 jalur Nord Stream.

Seorang analis Swedia, Jan Oberg menyatakan bahwa fakta ini sama saja dengan deklarasi perang Washington terhadap para sekutunya di Eropa.

“Di samping sanksi-sanksi terburu-buru dan tanpa akhir atas Rusia, tindakan AS dalam meledakkan Nord Stream hingga kini telah mendatangkan kerugian besar dan serius terhadap ekonomi warga Eropa,” imbuhnya.

“Barat memilih untuk menggunakan senjata, ancaman, operasi rahasia, dan permainan dengan media untuk menggantikan dialog, mediasi, dan melibatkan PBB atau Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE). Barat menyingkirkan diplomasi dan memilih untuk mengelabui pihak-pihak lain.”

“Militerisme telah menjadi agama yang menggiring Barat, yang di ambang kehancuran, untuk berpegang dengan NATO sebagai sebuah gereja. Sebab itu, media-media penting dan utama Barat mengabaikan analisis sensasional dari Hersh.”

“Setiap orang harus bertanya bahwa pada akhirnya, kapan Eropa akan sadar dan paham bahwa mereka tidak lagi memiliki kepentingan bersama dengan AS. AS telah menghancurkan dan mengubur moralitas dan kepemimpinan globalnya di kedalaman laut di luar Bornholm,” tandas Oberg.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *