Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Apakah Netanyahu Idap Gangguan Kejiwaan? (Bagian Kedua)

Apakah Netanyahu Idap Gangguan Kejiwaan? (Bagian Kedua)

POROS PERLAWANAN– Di sebagian dokumen rahasia, ada informasi soal kasus hukum Netanyahu dan keluarganya. Dalam salah satu dokumen itu disebutkan, Netanyahu (74 tahun) bersama istri dan anaknya disebut mengidap sebuah penyakit kejiwaan. Penyakit ini kembali kambuh setelah mereka menjalani beberapa periode pengobatan.

Berdasarkan dokumen tersebut, salah satu anggota Partai Yesh Atid pimpinan Yair Lapid mengajukan berkas medis Netanyahu dan istrinya ke pengadilan. Ia secara resmi mengajukan gugatan atas Netanyahu dan menyatakan bahwa dia tidak layak untuk menempati pos pemerintahan.

Berkas medis itu pun diverifikasi. Dengan demikian, proses penyelidikan kelayakan Netanyahu menjadi serius. Namun tiba-tiba pejabat hukum yang lebih tinggi menginstruksikan untuk menghentikan penyelidikan. Dalam dokumen tersebut, ada sejumlah berkas lain yang semuanya batal diperiksa lantaran adanya iming-iming, suap, dan intimidasi.

Di saat warga Israel menginginkan kebebasan para tawanan yang ada di tangan Hamas dan menekan Netanyahu untuk itu, PM Israel sama sekali tidak memedulikan keinginan tersebut. Dia meyakini bahwa tujuan penghancuran Hamas jangan dikorbankan dengan pemulangan para tawanan ke Israel.

Sehubungan dengan ini, harian Haaretz menulis,”Orang-orang yang mengidap problem megalomania berharap bahwa semua orang-orang di sekitarnya memuji mereka dan tidak bicara selain hal-hal baik tentang mereka. Mereka ini tidak tahan terhadap kritik sekecil apa pun dan menganggapnya sebagai ancaman terhadap eksistensi mereka. Sebab itu, alih-alih memeriksa pandangan negatif (tentang mereka), para pengidap megalomania memilih untuk menyerang para pengkritik, merendahkan mereka, dan menafsirkan kritik mereka dilatarbelakangi motif-motif tersembunyi.”

Setelah pendahuluan ini, Haaretz melanjutkan,”Mereka (para pengidap megalomania) ini bisa saja seorang Perdana Menteri, seperti Benyamin Netanyahu, yang tidak pernah menerima dirinya telah melakukan kesalahan. Ia justru menyerang para wartawan dan periset yang tugas mereka adalah membongkar kedok tindakan-tindakan salah semacam ini.”

Jurnalis di Maariv, Ben Caspit mendeskripsikan sikap Netanyahu sebagai “delusif, gila, dan mengerikan.” Ia menyatakan,”Orang ini menempatkan kita semua di ambang bahaya: masa depan kita, anak-anak kita, dan masa depan persatuan strategis yang merupakan fondasi utama keamanan nasional Israel.”

Dalam tulisan tentang pengadilan kontroversial terakhir saat Netanyahu menegaskan bahwa dia dan istrinya bukan psikopat, Haaretz dengan nada sarkastis menyatakan bahwa “Netanyahu waras dan warga Israel yang kehilangan akal mereka!”

Atas dasar ini, para analis media Israel meyakini bahwa jika warga berharap Netanyahu akan mengakhiri perang guna memulangkan para tawanan, maka manifestasi “orang gila” harus diubah. “Orang gila” adalah warga Israel sendiri, sebab “tak ada orang gila yang menyetujui berakhirnya perang destruktif yang membahayakan karir politiknya.”

Sejak tahun 2016 hingga 2023, Netanyahu tidak pernah memublikasikan laporan tahunan kesehatannya. Di tengah berkembangnya rumor tentang kesehatan PM Israel, sejumlah keluarga, spesialis kedokteran, ilmuwan, dan seorang anggota Knesset meminta dari Mahkamah Agung untuk memaksa Netanyahu memublikasikan laporan kesehatannya. Sehingga jika ia memang sakit, ia harus diganti orang lain.

Dalam petisi yang dikirim pada 3 Maret lalu itu disebutkan, Netanyahu tidak mengikuti protokol yang mengharuskannya untuk memublikasikan laporan kesehatan jasmani dan ruhaninya tiap tahun.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *