Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

AS Sengaja Mundur dari Afghanistan untuk Ciptakan Kekacauan?

AS Sengaja Mundur dari Afghanistan untuk Ciptakan Kekacauan?

POROS PERLAWANAN – Tak perlu diperdebatkan bahwa kehadiran Tentara AS di Timteng adalah faktor utama munculnya bencana dan krisis di banyak negara. Di lain pihak, kedamaian dan ketenteraman akan datang seiring hengkangnya Tentara AS dari negara-negara tersebut.

Dilansir al-Alam, namun apa yang terjadi di Afghanistan bukanlah hasil dari mundurnya Tentara AS, tapi penggiringan negara ini menuju perang saudara dan menjalarnya kericuhan ke negara-negara tetangga Afghanistan.

Hengkangnya Tentara AS dari Afghanistan, yang seharusnya dilakukan pada 11 September 2020 berdasarkan kesepakatan Washington dan Taliban di Doha, telah mengejutkan Pemerintah negara tersebut. Sebab, kesepakatan ini dilakukan dengan cepat tanpa koordinasi dengan Otoritas Kabul.

Hal ini diakui oleh Presiden Ashraf Ghani dan Ketua Dewan Tinggi Konsolidasi Nasional, Abdullah Abdullah. Mereka menyatakan, Afghanistan tidak siap untuk mundurnya AS dan belum menyusun program untuk tahap pascahengkangnya AS.

Tiadanya koordinasi AS dengan Kabul soal hengkangnya Tentara AS, apalagi dengan begitu cepat, telah menciptakan celah keamanan. Taliban pun segera memanfaatkan kesempatan ini. Pasukan Taliban telah menguasai sekitar 80 persen wilayah Afghanistan. Mereka sudah berada dalam jarak 50 km dari Ibu Kota.

Muncul pertanyaan: lalu di manakah Tentara Afghanistan? Tentara yang dibentuk, dipersenjatai, dan dilatih di bawah pengawasan AS selama 20 tahun? Yang kabarnya memiliki serdadu sebanyak 300 ribu? Kenapa pasukan ini kalah di hadapan 70 ribu prajurit Taliban, padahal AS kerap mengklaim bahwa Tentara Afghanistan sanggup melawan Taliban?

Jelas bahwa AS tidak serius dalam membentuk tentara nasional yang kuat di Afghanistan, sama seperti ia tidak serius dalam membasmi obat-obat terlarang dan mengatasi perselisihan Afghanistan dengan Pakistan. AS bahkan berperan dalam evakuasi anasir ISIS dari Irak dan Suriah ke Afghanistan. Semua ini telah menjebloskan negara ini dalam terowongan gelap perang saudara, yang dampaknya terlihat jelas dengan hengkangnya Tentara AS secara mendadak.

Kini misi AS di Afghanistan terbatas pada evakuasi warga dan para diplomatnya di Kabul. AS telah mengirim 300 serdadunya ke bandara Kabul untuk menjalankan misi evakuasi ini. Inggris juga telah mengirim 600 serdadu untuk mengevakuasi warganya dari Kabul.

Para pengamat meyakini, tujuan utama AS dari invasi ke Afghanistan, Irak, dan Yaman, juga upayanya untuk mengacaukan stabilitas Lebanon dan negara-negara Kawasan, adalah menciptakan kerusuhan demi mempersiapkan lahan bagi masuknya kelompok teroris seperti ISIS dan al-Qaeda ke negara-negara tersebut. Keberadaan kelompok-kelompok ini dimaksudkan untuk mewujudkan kepentingan AS dan Rezim Zionis.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *