Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Oseania & Asia

AS Tuduh China Diskriminasi Ras Kulit Hitam, Beijing: Washington Ingin Rusak Hubungan Kami dengan Negara-negara Afrika

POROS PERLAWANAN – China dengan tegas menolak tuduhan Amerika bahwa mereka bertindak diskriminatif terhadap orang Afrika di tengah epidemi Covid-19.

Dalam sebuah konferensi pers harian pada Senin, 13 April, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menekankan bahwa semua orang yang berada di China, termasuk ”saudara-saudara Afrika”, diperlakukan sama.

China menolak tuduhan yang dilontarkan oleh pejabat Amerika dan Afrika tentang dugaan penganiayaan terhadap orang kulit hitam di China di tengah epidemi virus Corona, khususnya di kota Guangzhou selatan.

Zhao menyampaikan bahwa tuduhan yang menyebut Beijing melakukan diskriminasi rasial dalam tindakannya untuk mencegah penyebaran virus adalah upaya gagal AS untuk merusak hubungan yang sedang dibangun China dengan negara-negara Afrika.

“Tiongkok memperlakukan semua orang asing dengan setara,” kata Zhao seperti dilansir Press TV.

Pada Sabtu lalu, Kedutaan Besar AS mengklaim bahwa “polisi Tiongkok memerintahkan bar dan restoran untuk tidak melayani pengunjung yang tampaknya berasal dari Afrika.”

Kedubes juga menuduh pejabat China mewajibkan siapapun yang berkontak dengan orang Afrika untuk melakukan tes dan karantina diri.

Beredar rumor bahwa terdapat beberapa orang Afrika yang telah terinfeksi, mengabaikan tindakan karantina dan pergi ke sebuah restoran keluarga di China dan menginfeksi pemilik dan putranya yang berusia delapan tahun, dan kemudian meninggal karena komplikasi akibat infeksi.

Meskipun mengakui bahwa terdapat beberapa insiden yang melibatkan orang Afrika di China, Kedutaan Besar Tiongkok di Zimbabwe menolak tuduhan bahwa orang Afrika menjadi sasaran aniaya di China.

Mereka juga menyampaikan bahwa dengan sengaja menyoroti peristiwa-peristiwa tersebut, dapat merusak hubungan bilateral.

“Berbahaya melakukan sensasionalisasi terhadap insiden, Tiongkok memperlakukan semua individu di negara ini, baik orang China maupun orang asing, secara setara,” katanya dalam sebuah pernyataan Twitter.

Lebih dari 1,84 juta orang telah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia, dan 114.090 di antaranya meninggal dunia, menurut data terbaru yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

China, tempat virus pertama kali muncul, telah berhasil mengendalikan epidemi, sementara seluruh dunia masih terus bergulat dengan peningkatan jumlah kasus.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *