Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Bagaimana Syekh Saudi Pro-Zionis Sikapi ‘Holocaust Tentara Mesir’ yang Dilakukan Israel?

Bagaimana Syekh Saudi Pro-Zionis Sikapi ‘Holocaust Tentara Mesir’ yang Dilakukan Israel?

POROS PERLAWANAN – Sejarawan Israel, Adam Raz, yang mendalami penjarahan aset warga Arab dalam bencana 1948 dan kejahatan perang Rezim Zionis, dalam penemuan terbarunya mengungkap kejahatan Israel atas 80 serdadu Mesir pada 1967.

Dilansir al-Alam, berdasarkan dokumen-dokumen resmi, Raz membeberkan bahwa pasukan Mesir dikepung oleh Tentara Israel pada hari kedua perang, yaitu 6 Juni 1967. Tentara Israel menembaki mereka dengan peluru fosfor, hingga 25 serdadu Mesir tewas terbakar. Dua hari setelahnya, Tentara Israel membunuh puluhan serdadu Mesir lain, hingga jumlah korban tewas menjadi 80 orang.

“Dalam perang 1967, sebuah tim komando Mesir di dekat Nahshon di dekat garis gencatan senjata 1948 menjadi sasaran serangan dan menderita banyak kerugian. Setelah berakhirnya operasi militer, Otoritas Nahshon dengan dibantu Tentara Israel mengubur serdadu Mesir yang tewas dalam sebuah liang kubur massal menggunakan buldozer,” kata Raz.

Tak berakhir di situ, Tentara Israel dalam rangka menyembunyikan kejahatannya mengimbau penduduk Nahshon untuk menanam pohon almond di atas pekuburan ini. Setelah itu, kawasan wisata juga dibangun di atas tempat tersebut.

Di lain pihak, sejarawan Palestina, Abdulqadir Yasin meyakini bahwa “ada kemungkinan serdadu Mesir ini dibunuh, lalu dibawa ke kawasan Latrun. Sebab, tidak ada orang Mesir di kawasan itu pada 1967. Mereka hanya ada di sana pada 1948, itu pun setelah Tentara Mesir memasuki Rafah dan terbagi menjadi dua cabang. Satu cabang menguasai pesisir, dan lainnya menguasai Rafah, Beersaba, Betlehem, al-Khalil, dan Quds.”

Menurut Yasin, ada kemungkinan Israel memindahkan jasad para korban dari Sina atau Gaza ke Latrun, sebab orang-orang Mesir berada jauh dari kawasan itu.

Upaya Israel untuk menutup-nutupi kejahatan “Holocaust Mesir” setelah berlalunya lebih dari 4 dekade ditekennya perjanjian damai dengan Kairo, menunjukkan esensi Rezim Zionis dan ketidakpeduliannya kepada nilai kemanusiaan dan perjanjian yang ditandatanganinya. Di saat Mesir mengembalikan jasad-jasad serdadu Israel, namun Rezim Zionis tidak menyerahkan jasad serdadu Mesir kepada keluarga mereka.

Diharapkan bahwa Sekjen Asosiasi Muslim Dunia, Syekh Muhammad al-Isa “tidak menyembunyikan simpati kemanusiaannya dan juga menghibur para keluarga korban Holocaust Mesir”.

Semestinya ia juga pergi ke tempat kejadian dan melakukan salat di sana, sama seperti yang dilakukannya untuk korban “Holocaust” saat ia melawat ke Polandia dan mengunjungi kamp konsentrasi Auschwitz.

Al-Isa adalah salah satu peletak ide normalisasi hubungan dengan Rezim Zionis. Dia menyebut perlawanan Palestina terhadap Israel sebagai “kekerasan ilegal”.

Pada 2020 lalu, penceramah Kerajaan Saudi ini mengunjungi kamp konsentrasi Auschwitz di Polandia. Al-Isa bicara soal pembunuhan orang Yahudi di Perang Dunia I dan menghadiri seremoni yang diadakan pihak Zionis dalam rangka peringatan tersebut.

Seremoni yang dihadiri al-Isa ini diliput secara luas oleh media-media Zionis, termasuk laman Kemenlu Israel di medsos.

Akun Kemenlu Israel pun mengunggah video yang memperlihatkan al-Isa mendoakan orang-orang Yahudi yang tewas di kamp tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *