Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Begini Peringatan Tegas Iran Balas Ancaman Kosong Donald Trump

Begini Peringatan Tegas Iran Balas Ancaman Kosong Donald Trump

POROS PERLAWANAN – Tampaknya para penasihat Presiden AS telah kehilangan akal mereka, beberapa minggu sebelum dimulainya Pilpres. Mereka berupaya mewujudkan kemenangan dan capaian imajiner bagi Donald Trump, guna menebus ketertinggalannya dalam berbagai survei.

Dilansir al-Alam, di antara yang mereka gembar-gemborkan adalah kesepakatan normalisasi yang dijalin sejumlah Syekh Arab dengan Rezim Zionis, juga “ancaman keras” atas Iran menyusul kekalahan telak Washington di hadapan Teheran di Dewan Keamanan PBB.

Semua aspek pemikiran para penasihat Trump menggelikan. Namun yang paling menggelikan adalah propaganda narasi dusta “terbongkarnya rencana Iran untuk meneror Dubes AS di Afsel”; narasi yang mengesankan Trump sebagai “pemimpin berwibawa” yang mengancam akan melancarkan “serangan 1000 kali lipat lebih keras” terhadap Iran.

Narasi aneh ini pun segera disangkal oleh Afsel. Kemenlu Afsel menyatakan keheranannya atas klaim itu dan menegaskan, Iran mustahil melakukan hal tersebut di negara yang memiliki hubungan erat dengan Teheran.

Segera setelah dirilisnya statemen Kemenlu Afsel, sejumlah media AS yang dekat dengan Republik dan Trump bermanuver terkait “ancaman keras Trump ini.” Ancaman ini pun diulang-ulang oleh media Saudi, Israel, UEA, dan Bahrain.

Di lain pihak, Iran juga tak tinggal diam. Meski meyakini bahwa semua itu adalah ancaman kosong, namun Iran memberikan respons tegas melalui Panglima Besar IRGC, Hossein Salami.

Menanggapi ocehan Trump, Salami mengatakan, ”Tuan Trump, pembalasan kami untuk gugurnya Syahid Soleimani adalah pasti, serius, dan nyata. Kami adalah orang-orang bermartabat dan akan membalas dendam secara jantan dan adil.”

“Apakah kalian pikir kami akan membunuh seorang Dubes wanita di Afsel sebagai ganti darah saudara syahid kami? Kami hanya menargetkan orang-orang yang terlibat langsung atau tidak langsung pada gugurnya sosok besar ini,” lanjut Salami.

Iran lebih tahu dari selainnya bahwa Trump terlalu lemah untuk bisa membalas Iran. Ancaman-ancaman kosongnya berpangkal pada kondisi gentingnya saat ini.

Sebab itu, Salami mengatakan, ”Kalian mengancam kami dengan pembalasan 1000 kali lipat. Tapi kami mengenal kalian. Saat kami menyerang Ayn al-Asad, kami berasumsi bahwa kalian akan membalas sehingga kami telah menyiapkan ratusan rudal. Andai saat itu kalian membalas, kami akan menghancurkan segala milik kalian.”

Pengalaman Iran dengan AS selama 4 dekade lalu menunjukkan, “kedigdayaan AS” bukan murni disebabkan oleh kekuatannya sendiri. Namun lebih disebabkan mental inferior lawan AS, yang sudah keburu minder lantaran propaganda AS soal tentara dan persenjataaannya.

Saat ini, bukan hanya Trump yang bisa main ancam dan pihak lainnya hanya bersikap defensif serta menanti serangan. Realita ini telah diserukan dengan lantang oleh Salami ketika ia mengatakan, ”Jika sehelai rambut orang Iran tercabut, kami akan melenyapkan kalian. Ini adalah ancaman serius. Kami tidak melakukan perang verbal. Kami akan menunjukkan segalanya di lapangan.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *