Ramallah Tolak Tawaran Sekutu AS-Israel-UEA Relokasi Jutaan Warga Palestina ke Irak dan Mesir
POROS PERLAWANAN – Dubes Pemerintahan Otonomi Nasional Palestina (PNA) di Irak, Ahmad Aql untuk kali pertama secara resmi mengumumkan, ada tawaran untuk menempatkan bangsa Palestina di negara alternatif.
“Sejumlah negara di Kawasan meminta PNA untuk menempatkan (merelokasi) tiga juta warga Palestina di al-Anbar (Irak) dan Semenanjung Sinai (Mesir) dalam koridor Kesepakatan Abad Ini. PNA diharapkan untuk menerima tawaran ini,” kata Aql dalam wawancara dengan al-Maalomah.
Menurut Aql, PNA menentang tawaran ini dan memilih agar semua warga Palestina tetap tinggal di negara mereka sendiri.
“Palestina menentang setiap tawaran alternatif untuk negara mereka, kendati mereka menjalani kondisi sulit akibat dirampasnya hak-hak mereka oleh Rezim Zionis,” kata Aql.
Pada 28 Januari lalu, Presiden AS Donald Trump didampingi PM Israel Benyamin Netanyahu mendeklarasikan Kesepakatan Abad Ini di Gedung Putih. Trump mengklaim, proyek ini disusun guna mengakhiri konflik Palestina-Israel.
Berdasarkan proyek ini, kota Quds diserahkan sepenuhnya kepada Israel sebagai Ibu Kota, dan hanya sektor timur kota suci tersebut yang akan diserahkan kepada Pemerintah Palestina.
Kesepakatan Abad Ini juga menghapus secara permanen hak pengungsi Palestina (yang berjumlah 6 juta orang) untuk kembali ke negeri mereka. Untuk itu, mereka akan ditempatkan di negara-negara alternatif.
Keputusan AS untuk menempatkan pengungsi Palestina di Irak diungkap pertama kali oleh mantan legislator Irak, Izzat Shahbandar.
Dua bulan sebelum Kesepakatan Abad Ini dideklarasikan, ia membocorkan bahwa Israel dan UEA menggulirkan proyek untuk memisahkan Provinsi al-Anbar dari Irak, untuk dijadikan sebagai kawasan penampungan bagi pengungsi Palestina.
Menurut pernyataan Shahbandar, UEA menyogok 4 suku Irak di al-Anbar dengan uang dan senjata, guna membentuk pasukan yang akan memisahkan provinsi tersebut dari Irak.