Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Bela Tindakan Polisi AS Sakiti Orang Lanjut Usia, Trump Kesankan Peristiwa itu Dibuat-buat dan Hanya Sandiwara

[Video] Bela Tindakan Polisi AS Sakiti Orang Lanjut Usia, Trump Kesankan Peristiwa itu Dibuat-buat dan Hanya Sandiwara

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Donald Trump membela aksi kekerasan Polisi AS terhadap Martin Gugino (75 tahun), dengan mengutarakan klaim yang belum terbukti.

Tanpa menunjukkan bukti-bukti, Trump melalui laman Twitter-nya mengklaim, ada kemungkinan bentrok fisik polisi dengan pria lanjut usia di Buffalo, New York, itu hanya “dibuat-buat.”

Lebih jauh lagi, Trump menuding Gugino sebagai anggota Antifa, kelompok yang dinyatakan Pemerintah AS sebagai teroris.

Dalam lanjutan cuitannya, Trump mengaku dia telah mengamati adegan saat Polisi Buffalo mendorong Gugino hingga jatuh terkapar. Ia mengklaim, jatuhnya Gugino lebih keras dari dorongan polisi.

“Apakah ini hanya sandiwara?” cuitnya.

Dengan cuitannya, Trump berusaha menimbulkan keraguan soal keaslian adegan tersebut. Kepala Gugino dikabarkan membentur tanah sehingga ia mengalami cedera.

[Video] Bela Tindakan Polisi AS Sakiti Orang Lanjut Usia, Trump Kesankan Peristiwa itu Dibuat-buat dan Hanya Sandiwara

Majalah Time menyebut klaim Trump ini sebagai “khayalan konspirasi.” Time menganggap Trump berupaya mengesankan dirinya sebagai “presiden taat hukum” dan kembali membela aksi kekerasan Polisi AS terhadap pengunjuk rasa.

Time melaporkan, dua opsir polisi itu telah didakwa atas serangan tingkat dua. Jika terbukti bersalah, mereka akan dijatuhi hukuman penjara hingga 7 tahun.

Sebelum ini, Trump menyatakan bahwa seharusnya ia melibatkan Garda Nasionak sejak awal terjadinya unjuk rasa.

Cuitan Trump ini adalah tanggapan terhadap kritik masyarakat atas pengerahan Garda Nasional untuk menangani gelombang demo.

“Semestinya kita mengizinkan Polisi melakukan tugas mereka, serta mengerahkan Garda Nasional di hari pertama, bukan di hari keempat,” cuit Trump.

Keputusan Trump untuk mengerahkan pasukan militer, Garda Nasional, dan Tentara untuk menghentikan demo dikritik pedas oleh banyak pihak. Bahkan Menhan AS, Mark Esper, pun menentang keputusan Trump tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *