Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Beranikah Bahrain Kritik Senjata Nuklir Israel?

Beranikah Bahrain Kritik Senjata Nuklir Israel?

POROS PERLAWANAN – Bahrain dengan kebijakan dualismenya menutup mata dari Rezim Zionis yang mengancam Kawasan dengan senjata nuklirnya. Namun para penguasa Bahrain berlagak seolah tidak bisa tidur nyenyak hanya dikarenakan program nuklir Iran yang bertujuan damai.

Dilansir al-Alam, program nuklir Iran mengusung tujuan damai. Hal ini sudah kerap ditegaskan Teheran via bukti-bukti yang ditunjukkannya kepada dunia.

Pergerakan dan grafik menanjak ilmu serta teknologi nuklir Iran begitu cepat dan laju, sehingga Negeri Mullah saat ini telah menempati posisi yang layak diperhitungkan di jajaran negara-negara pemilik teknologi nuklir.

Namun demikian, Barat mengabaikan kemajuan ini. Dengan cara menciptakan gelombang ketakutan delusif, Barat berusaha menghadang gerak Iran.

Inilah yang dilakukan negara-negara arogan kepada setiap Pemerintah yang berusaha menjaga kedaulatan dan menolak dikte-dikte asing.

Inilah tujuan sebenarnya dari pembentukan organisasi UAIN (United Against Iran Nuclear) di AS. Tentu ini adalah nama konyol yang sebenarnya menunjukkan kemunafikan Washington. Sebab, sesuai kesaksian lembaga-lembaga internasional, Iran menjaga komitmennya terhadap kesepakatan nuklir (JCPOA), sementara Donald Trump justru mengeluarkan AS dari kesepakatan ini.

Hal yang lebih menggelikan adalah statemen Dubes Bahrain untuk AS, Abdullah bin Rashid Al Khalifa. Dia mengapresiasi kerja sama Pemerintah Bahrain dengan AS serta meminta negara-negara untuk “bersatu menghadapi bahaya-bahaya potensial”.

Bin Rashid dalam statemennya sama sekali tidak menyinggung senjata nuklir Israel. Sampai-sampai Sekjen Asosiasi Nasional Demokratik, Ibrahim al-Sharif berkomentar dan mencuit, ”Jika Manama menentang aktivitas nuklir mana pun di Kawasan, sebaiknya Manama terlebih dahulu menentang program nuklir Rezim Zionis Penjajah”.

“Kapankah Anda akan ikut dalam konferensi United Against Israel Nuclear? Dubes Bahrain harus menjawab pertanyaan ini. Atau apakah semua upaya bersama ini untuk melawan Iran, sementara Israel dihalalkan memiliki senjata nuklir?” lanjut al-Sharif.

Apa yang dimaksud Dubes Bahrain saat bicara soal “persatuan”? Sayangnya Bahrain justru bersatu untuk melawan Muslimin dan mengkhianati isu utama Dunia Islam dengan cara menormalisasi hubungan dengan Israel.

Lebih menggelikan lagi, dia bicara soal kedaulatan dan prioritas kepentingan rakyat Bahrain. Sedangkan masyarakat Barat dan internasional, juga lembaga-lembaga HAM, telah sepakat bahwa Manama adalah pelanggar HAM, sebab banyak tahanan politik yang mengalami siksaan di penjara.

Soal kedaulatan, mesti dikatakan bahwa Bahrain telah berubah menjadi gudang senjata dan pangkalan militer AS.

Sejak meneken normalisasi, Bahrain telah menutup mata dari kedaulatannya, sehingga Rezim Zionis mampu mendapatkan informasi pribadi warga Bahrain. Selain itu, Bahrain juga turut dalam latihan perang perdana Angkatan Laut AS, Israel, dan UEA di Laut Merah.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *