Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Biden Hadiahi Ukraina Senjata Terlarang ‘Bom Cluster’ untuk Sulut Perang Dunia III

POROS PERLAWANAN – “Logistik Ukraina mulai habis.” Ini adalah justifikasi Presiden AS, Joe Biden untuk rencana Washington mengirim bom-bom tandan (cluster) kepada Kiev, sebagai bagian dari paket bantuan militer senilai 800 juta Dolar AS. Paket bantuan ini akan menggiring perang Rusia dan Ukraina ke sebuah tahap baru.

Dilansir al-Alam, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan secara terbuka menyatakan, “Gudang senjata Ukraina membutuhkan banyak pasokan, sementara AS masih terus menambah produksi dalam negerinya.”

Ia mengatakan bahwa AS dalam tahap mana pun tidak akan berhenti memberi sokongan untuk Ukraina dalam perang saat ini.

Biden setuju untuk mengirim bom-bom tandan ke Ukraina, padahal sebelum ini Pemerintah AS mengecam Moskow atas klaim bahwa Rusia menggunakan senjata terlarang ini. Saat itu, menanggapi rumor bahwa Rusia menggunakan bom tandan, Jubir Gedung Putih menyebutnya sebagai “kejahatan perang”.

Dalam situasi ini, restu Biden untuk mengirim bom jenis ini ke Ukraina menunjukkan kemunafikan AS, karena Washington telah mengizinkan Kiev menggunakan senjata yang dinyatakan terlarang oleh lebih dari 120 negara dunia.

Apakah Biden dan Zelensky, yang meminta persenjataan jenis ini, akan mengakui tindakan tak manusiawi mereka dalam menggunakan senjata dan bom terlarang yang merupakan kejahatan perang? Para pengamat meyakini, senjata-senjata ini tidak akan membantu Ukraina di medan perang, dan justru membahayakan nyawa warga sipil.

Selain itu, AS sendiri mengecam pihak-pihak yang diklaim Washington “telah mengirim senjata terlarang untuk Rusia”. Namun sekarang jelas bahwa AS sendiri yang mengirim senjata-senjata terlarang kepada Ukraina. Dengan kata lain, AS membolehkan sesuatu yang terlarang bagi selainnya. Berdasarkan logika ini, AS pun enggan menandatangani konvensi-konvensi internasional terkait persenjataan terlarang, agar ia bisa leluasa mengumbar barbarismenya.

Di sisi lain, keputusan AS ini adalah bukti lain terkait keterlibatan langsung Washington dalam konflik Ukraina, yang menunjukkan tahap baru dalam konfrontasi Rusia-AS.

Moskow sendiri menyebut keputusan ini sebagai tanda keputusasaan AS dan kegagalan serangan balik Ukraina. Rusia menyatakan bahwa AS dengan tindakan ini akan menggiring umat manusia menuju Perang Dunia baru.

Zelensky melawat ke sejumlah negara anggota NATO untuk mendapatkan lebih banyak persenjataan, juga meminta dukungan mereka agar Ukraina bisa menjadi anggota NATO. Namun Zelensky gagal meyakinkan negara-negara Eropa, karena sejumlah besar negara Benua Biru, terutama Jerman, Prancis, dan Austria menentang pengiriman bom tandan untuk Kiev. Mereka menegaskan bahwa tindakan ini adalah ancaman jangka panjang bagi warga sipil.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *