Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi

Bin Salman Minat Beli Sistem Pertahanan Udara, Riyadh-Tel Aviv Gelar Perundingan Rahasia

Bin Salman Minat Beli Sistem Pertahanan Udara, Riyadh-Tel Aviv Gelar Perundingan Rahasia

POROS PERLAWANAN – Situs spesialis urusan militer, StrategyPage, mengabarkan bahwa Pemerintah Saudi secara diam-diam bernegosiasi dengan Isrel untuk membeli sistem pertahanan udara.

Diberitakan Fars, Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman disebut sangat berminat membeli sistem-sistem Israel, terutama untuk menghadapi drone-drone. Delegasi Saudi berusaha membeli sistem pertahanan Ketapel Daud untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara itu.

Pemerintah Riyadh tengah mencari sistem pertahanan yang lebih murah, sebab penargetan rudal-rudal Houthi (Ansharullah) membebankan biaya besar atas Tentara Saudi. Setiap sistem Patriot berbiaya mulai dari 1 hingga 6 juta dolar.

Saudi juga menggunakan rudal-rudal udara ke udara AMRAAM yang ditembakkan dari jet untuk menghadang rudal-rudal cruise. Masing-masing rudal ini berharga sekitar setengah juta dolar, yang jauh lebih mahal daripada rudal cruise Yaman.

Saudi membeli 200 unit rudal PAC-3 (Patriot) untuk pertama kalinya di tahun 2020 dari AS untuk menggantikan rudal-rudal yang dibeli tahun 2016. Sebanyak 200 rudal ini sudah digunakan untuk menghadang 150 rudal balistik Yaman. Kadang kala, Tentara Saudi harus menembakkan 2 rudal Patriot untuk memastikan rudal Yaman sudah dihancurkan.

Meski demikian, terkadang sistem Patriot ini tidak berfungsi. Atau kadang rudal-rudal Yaman diledakkan di atas perkotaan, sehingga sisa-sisa rudal itu menimbulkan kerugian jiwa dan materi.

Menurut laporan StrategyPage, saat ini Saudi hanya memiliki 24 rudal Patriot, yang tidak memadai untuk menghadang serangan Tentara Yaman.

Sebab itu, Kemenhan Saudi atas rekomendasi Bin Salman berusaha membeli sistem Ketapel Daud Israel secara diam-diam. Sistem ini lebih murah dari Patriot dan disebut-sebut sebagai “Patriot yang sudah diupgrade”.

Beberapa waktu lalu, situs National Interest menulis bahwa meski sudah menghabiskan miliaran dolar, kinerja Tentara Saudi dalam sektor sistem antiudara masih tidak memuaskan. Serangan beruntun Houthi telah membeberkan kelemahan sistem antiudara Saudi yang berharga sangat mahal.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *