Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Buku Karangan Mantan Kepala Pentagon Ungkap Netanyahu Minta Trump Serang Iran

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, sebuah buku karangan mantan Kepala Pentagon Mark Esper mengungkapkan bahwa mantan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu meminta Donald Trump untuk menyerang Iran tetapi mantan presiden Amerika itu tidak berani memulai perang dengan Republik Islam.

Buku Esper yang berulang kali disunting untuk menghilangkan informasi sensitif itu berjudul ”A Sacred Oath: Memoirs of a Secretary of Defense While Extraordinary Times”, dan menyebut bahwa Netanyahu meminta Trump untuk mengambil tindakan militer terhadap program energi nuklir Republik Islam.

“Presiden sering menjamu orang lain di ruangan, dan para pemimpin asing seperti Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan kepadanya [DIHAPUS],” tulis buku itu.

“Netanyahu akan mengatakan ini kepada saya ketika saya bertemu dengannya, jadi saya yakin dia mengatakan hal yang sama kepada Trump.

“Dalam pandangan saya, itu tampak seperti taruhan besar untuk diambil, terutama ketika tidak ada kebutuhan mendesak untuk mengambilnya dalam waktu dekat,” tambah buku itu.

Sementara kutipan telah disunting untuk memperjelas apakah Netanyahu memang menyarankan kepada Trump untuk AS secara militer menyerang program nuklir Iran, buku Esper datang bersamaan dengan buku lain yang akan segera terbit oleh jurnalis Susan Glasser dan Peter Baker yang membuat klaim yang sama.

Menurut para jurnalis, Netanyahu memohon kepada pemerintahan Trump untuk menyerang Iran sejak muncul hasil Pemilu AS yang jelas tidak berpihak pada Trump.

Surat kabar Israel Ha’aretz mengutip buku itu yang mengatakan bahwa Trump tampak tegas dalam komitmennya untuk tidak berperang dengan Iran.

Esper menggugat penyuntingan Pentagon, karena “teks signifikan secara tidak semestinya ditahan dari publikasi … dengan kedok klasifikasi”, Middle East Eye melaporkan.

Pekan lalu, buku Esper mengungkapkan bahwa Trump memerintahkan pembunuhan Letnan Jenderal Qassem Soleimani, mantan Komandan Pasukan Quds Iran, pada awal 2020 untuk meningkatkan peluang pemilihannya kembali.

Keinginan untuk melakukannya terkait dengan keuntungan politik, menurut buku itu, Esper percaya bahwa tim Trump menginginkan berita yang dapat digunakan untuk membantu pencalonannya pada pemilihan ulang tahun 2020.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *