Loading

Ketik untuk mencari

Irak

Cari Dalih Bisa Tetap Bercokol dan Tak Diusir Keluar, AS Sengaja Sokong ISIS Kembali Lakukan Serangan ke Sejumlah Provinsi Irak

Cari Dalih Bisa Tetap Bercokol dan Tak Diusir Keluar, AS Sengaja Sokong ISIS Kembali Lakukan Serangan ke Sejumlah Provinsi Irak

POROS PERLAWANAN – Ketua Dewan Keselamatan Provinsi al-Anbar, Hamid al-Hayis, mengungkap persekongkolan Pasukan AS dengan elemen-elemen ISIS di Irak.

“Saat ini, Pasukan AS menggunakan kembalinya ISIS sebagai alat untuk menekan Pemerintah Irak. Tujuannya adalah agar Militer AS dipertahankan di negara ini dan tidak diusir keluar,” kata al-Hayis kepada al-Maalomah, seperti dilansir Fars.

Ia menegaskan, semua serangan yang dilancarkan ISIS di al-Anbar, Babil, dan Salahudin mendapat sokongan dari AS.

Menurut al-Hayis, pergerakan ISIS tiba-tiba saja dimulai begitu Baghdad menuntut Washington menarik pasukannya dan menghentikan aktivitas mereka di dalam wilayah Irak.

Kembali aktifnya ISIS ini, kata al-Hayis, adalah bukti gamblang bahwa AS berada di balik serangan-serangan kelompok teroris tersebut.

“Saat ini, ada lebih dari 4 ribu petempur ISIS yang berada di kawasan gurun dan perbatasan antara Irak, Suriah, dan Arab Saudi,” ungkapnya.

Juru Bicara Staf Operasi Gabungan Irak, Tahsin al-Khafaji menjabarkan dua dalil serangan-serangan ISIS.

“Pertama, untuk meningkatkan spirit elemen-elemen ISIS yang sudah menurun. Kedua, sebagai upaya untuk menimbulkan kekacauan dan menciptakan lebih dari satu front demi menyibukkan aparat keamanan yang mengejar elemen-elemen ISIS,” kata al-Khafaji.

Ia menjelaskan, aparat keamanan Irak menggunakan informasi akurat yang mereka miliki untuk mengejar para anggota ISIS.

Menurut Al-Khafaji, serangan yang dilancarkan ISIS di Jarf al-Nasr dan sejumlah kawasan lain, adalah upaya untuk mengancam Baghdad dan Karbala demi memperoleh “kemenangan media.”

Akhir-akhir ini, ISIS meningkatkan intesitas serangannya ke sejumlah daerah di Irak. Dalam sebuah langkah yang mencurigakan dan terorganisasi, beberapa legislator dan politisi di Provinsi Salahudin dan sejumlah provinsi utara serta barat Irak menuntut agar al-Hashd al-Shaabi keluar dari kota-kota yang dihuni kalangan Sunni.

Para politisi itu meminta dari Pemerintah Federal agar tetap menggunakan Pasukan AS untuk menjaga keamanan di kawasan-kawasan tersebut.

Para pakar berpendapat, kejadian-kejadian di provinsi-provinsi utara dan barat Irak ini mengingatkan mereka pada jatuhnya kota Mosul pada 2014 lalu.

Namun, perbedaan kejadian 2014 dan 2020 adalah bahwa dahulu Pasukan AS kembali ke Irak dengan dalih memerangi ISIS, setelah sempat keluar dari Irak pada 2011.

Sementara pada tahun ini, skenario serangan ISIS digunakan sebagai dalih untuk mempertahankan keberadaan Pasukan AS, walau Parlemen Irak telah mengesahkan undang-undang untuk mengusir mereka.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *