Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Rusia

CNN ‘Hadiahkan’ Kota Terbesar Kedua Ukraina ke Rusia

CNN ‘Hadiahkan’ Kota Terbesar Kedua Ukraina ke Rusia

POROS PERLAWANAN – Di tengah berlanjutnya propaganda AS dan para sekutunya soal “persiapan serangan Rusia ke Ukraina”, publik dibuat heboh dengan tindakan CNN yang menyebut sebuah kota Ukraina sebagai milik Rusia.

Dilansir Fars, presenter senior CNN, Christane Amanpour dalam siaran Selasa malam lalu membahas topik “Rencana Invasi Rusia” dalam programnya. CNN, yang secara tradisi memiliki hubungan dekat dengan Demokrat dan Pemerintahan Joe Biden, dalam program itu menayangkan sebuah klip yang diklaim sebagai pergerakan militer Rusia di kawasan perbatasan Ukraina.

Di bagian atas klip disebutkan bahwa awalnya video ini dipublikasikan oleh Kemenhan Rusia dan menunjukkan pergerakan militer Rusia pada Jumat pekan lalu.

Namun yang memicu kontroversi soal klip ini adalah tindakah CNN dalam menggunakan stiker yang disiarkan bersamaan dengan klip itu. Stiker CNN menyebut bahwa pergerakan militer ini dilakukan “di kota Kharkiv, Rusia”.

Kharkiv dengan populasi lebih dari 1,4 juta penduduk adalah kota terbesar kedua di Ukraina. Tidak jelas apakah CNN menyebutnya sebagai bagian dari Rusia karena ketidaktahuan atau blunder.

Kantor berita Sputnik dalam siarannya pun mengolok-olok laporan CNN soal memanasnya situasi di perbatasan Rusia-Ukraina.

“CNN dalam salah satu program terbarunya melakukan lebih dari sebuah laporan tentang kondisi Ukraina saat ini. CNN secara harfiah mengubah perbatasan negara dengan menempatkan sebuah stiker yang bertuliskan ‘Kharkiv, Rusia’,” demikian dinyatakan Sputnik.

“Kharkiv memiliki lebih dari 1,4 juta penduduk adalah kota terbesar kedua Ukraina. Dahulu, kota ini adalah salah satu produsen utama tank di Uni Soviet. Kharkiv terletak di 54 km dari perbatasan Rusia. Kota ini lebih dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan karena memiliki 30 universitas dan lembaga pendidikan tinggi,” imbuh Sputnik.

Sejak sebulan terakhir, media dan pejabat Barat mengumbar propaganda serta tudingan soal rencana serangan Rusia ke Ukraina. Padahal para pakar, termasuk sebagian petinggi Ukraina sendiri, menyatakan tidak ada bukti atas kemungkinan terjadinya serangan semacam ini.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *