Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Debat Pertama Pilpres AS: Biden Terlalu Pikun, Trump Kebanyakan Bohong

Debat Pertama Pilpres AS, Biden Terlalu Pikun, Trump Terlalu Banyak Berbohong

POROS PERLAWANAN– Dilansir Fars, dari kalimat-kalimat pertama yang diucapkan Joe Biden saat menjawab pertanyaan tentang kinerja Pemerintahannya dalam mengatasi inflasi, diketahui bahwa dia sudah terlalu tua untuk menjalankan tugas di Gedung Putih. Biden butuh istirahat di sisa-sisa tahun kehidupannya.

Meski demikian, kekalahan Biden juga tidak berarti bahwa Donald Trump menang dalam perdebatan tersebut. Trump berkali-kali berdusta dan berkelit dari pertanyaan-pertanyaan sulit.

Trump kerap membiarkan begitu saja berbagai pertanyaan presenter terkait peristiwa 6 Januari (serangan pendukungnya ke Kongres AS), kasus peradilan, kinerja lemahnya dalam menangani pandemi Covid-19, dan selainnya. Alih-alih menjawab, dia justru berusaha menyerang Biden secara pribadi.

Dalam debat pertama tersebut, presenter 3 kali bertanya kepada Trump apakah dia akan menghormati hasil Pilpres 2024 atau tidak? Trump selalu menghindar untuk menjawab tiap kali ditanya.

Usai menganalisis debat pertama Biden-Trump, Situs berita-analisis Vox menyatakan,”Malam ini Trump mengingatkan kita bahwa dia tidak layak menempati jabatan ini. Dia adalah musuh demokrasi kita.”

Penampilan lemah Biden dalam debat pertama pada Kamis lalu memicu gelombang baru kritik terhadap dirinya. Bahkan ada suara-suara untuk menggantikan Biden dengan kandidat lain sebelum bulan November tiba.

CNN melaporkan, setelah menyaksikan kinerja lemah Biden di debat pertama, salah satu sekutu dan pendukungnya di Kongres mengatakan, sudah saatnya Komite Demokrat merekomendasikan kandidat baru untuk menggantikan Biden.

Hal ini memunculkan pertanyaan: apakah Demokrat bisa memperkenalkan kandidat baru dalam sisa waktu kurang lebih 5 bulan sebelum dimulainya Pilpres?

Dalam periode baru, tak satu pun partai yang hingga kini berusaha menggantikan kandidatnya dengan orang lain. Penyebabnya adalah karena partai-partai tahu hal tersebut sangat mungkin berujung kepada kekalahan mereka. Pada Pilpres 2016 silam, kemungkinan ini sempat mengemuka terkait masing-masing kandidat Demokrat dan Republik. Namun tak satu pun dari mereka yang mencari kandidat baru.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *