Loading

Ketik untuk mencari

Berita Nasional

Di Hadapan Sidang Umum PBB, Menlu Retno Tegaskan Dukungan Indonesia untuk Afghanistan dan Palestina

POROS PERLAWANAN – Dalam pidatonya pada kesempatan Sidang Umum ke-77 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyoroti berbagai isu global dan perlunya upaya kolektif global di tengah ketegangan geopolitik dan ancaman krisis ekonomi.

Selama sesi Debat Umum, Marsudi menyampaikan keprihatinannya tentang situasi dunia saat ini yang menurutnya mengkhawatirkan akibat pandemi dan permasalahan ekonomi global. Tanpa menyebut negara-negara tertentu, dia juga mencatat bahwa ketakutan akan perang antarnegara sekarang telah menjadi kenyataan.

“Pelanggaran hukum internasional telah menjadi norma dalam mengejar kepentingan pribadi yang sempit. Krisis demi krisis melanda dunia: perubahan iklim, kenaikan inflasi, kelangkaan pangan, dan energi,” kata Marsudi yang hadir dalam Sidang Umum menggantikan Presiden Joko Widodo, dilansir Tempo.

Marsudi menjelaskan bahwa kondisi global saat ini serupa dengan apa yang terjadi saat Perang Dunia Kedua.

“Sejarah mengajarkan kita bahwa fenomena ini dapat menyebabkan perang besar. Mari kita lihat periode menjelang Perang Dunia Kedua. Depresi hebat, kebangkitan ultra-nasionalisme, persaingan atas sumber daya, dan persaingan antara kekuatan-kekuatan besar,” katanya, “Ini sangat mirip dengan apa yang kita hadapi saat ini.”

Marsudi menganggap bahwa masyarakat global menangani tantangan ini dengan cara yang salah yang mengarah pada lebih banyak perpecahan daripada persatuan.

“Kita telah bekerja secara individu, bukan kolektif. Kita telah berfokus pada kata-kata daripada perbuatan. Pertanyaannya sekarang apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan terus berjalan di jalan yang sama? Atau apakah kita akan memilih jalan yang berbeda?” kata Menteri sebagaimana dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri RI.

Invasi Rusia ke Ukraina adalah titik fokus pidato para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB minggu ini.

Menteri Retno Marsudi kemudian menawarkan kepada delegasi dunia paradigma global baru dengan paradigma win-win dan bukan zero-sum. “Paradigma keterlibatan bukan pengurungan. Paradigma kolaborasi bukan kompetisi. Ini solusi transformatif yang kita butuhkan,” tegasnya.

Retno Marsudi juga menyebutkan wilayah tertentu yang akan diuntungkan dari paradigma baru ini: Palestina dan Afghanistan.

“Paradigma baru ini juga harus kita terapkan untuk membuat terobosan di Palestina dan Afghanistan. Sudah terlalu lama rakyat Palestina menderita dan merindukan perdamaian. Sampai Palestina benar-benar bisa menjadi negara merdeka, Indonesia akan berdiri kokoh dalam solidaritas dengan saudara-saudara kita Palestina. Masyarakat di Afghanistan juga berhak mendapatkan kehidupan yang damai dan sejahtera. Di mana hak semua orang, termasuk perempuan, sama-sama dihormati,” pungkasnya.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *