Loading

Ketik untuk mencari

Iran Rusia

Diplomat Rusia: Tekanan Maksimum Justru Picu Kemajuan Program Nuklir Iran

Diplomat Rusia: Tekanan Maksimum Justru Picu Kemajuan Program Nuklir Iran

POROS PERLAWANAN – Wakil Rusia di organisasi-organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov kembali mengingatkan kegagalan Kebijakan Tekanan Maksimum Washington atas Teheran.

Diberitakan Fars, Ulyanov merespons sejumlah laporan terkait potensi kembalinya Donald Trump ke persaingan Pilpres AS 2024 dan terulangnya pelanggaran sepihak Washington terhadap kesepakatan apa pun dengan Teheran.

“Tiap Pemerintahan baru AS harus mengambil pelajaran dari kesalahan-kesalahan strategis di masa lalu”, cuitnya.

“Bukankah sudah jelas bahwa Tekanan Maksimum justru memicu kemajuan pesat dalam program nuklir Iran? Masih adakah politisi-politisi tak bertanggung jawab di AS yang masih ingin melanjutkan tindakan keliru (kebijakan Tekanan Maksimum) ini?” lanjut Ulyanov.

Pada Rabu malam lalu, Staf Politik Menlu Iran, Ali Bagheri mengumumkan bahwa perundingan untuk menghapus sanksi-sanksi ilegal akan dilangsungkan di Wina pada 29 November mendatang.

Setelah itu, Jubir Kemenlu AS mengklaim, jika Iran serius, ada peluang untuk membuat kesepakatan segera soal JCPOA dalam perundingan periode ke-7 di Ibu Kota Austria.

Dalam perundingan-perundingan sebelumnya, Wakil Rusia menyatakan bahwa semua problem dalam JCPOA saat ini disebabkan kebijakan Tekanan Maksimum yang diberlakukan Pemerintahan Trump.

Sebelum ini, Menlu Rusia Sergey Lavrov pada Minggu 31 Oktober menyatakan bahwa dipulihkannya kesepakatan nuklir (JCPOA) ke bentuk orisinalnya tanpa perubahan apa pun adalah jalan tunggal untuk menghidupkannya.

“Jika kontak-kontak diaktifkan kembali, ini berarti kecenderungan pihak-pihak untuk memulai kembali kesepakatan. Kesepakatan mesti dihidupkan ke bentuk orisinalnya, yang telah didukung Dewan Keamanan PBB di tahun 2015,” kata Lavrov di sela-sela pertemuan G-20 di Roma.

Ia menegaskan, segala bentuk perubahan dalam bentuk orisinal JCPOA tidak akan diterima pihak Iran, dan sikap ini didukung sepenuhnya oleh Rusia.

“Jika sesuatu telah disepakati dan setelah itu ada pihak yang mundur, mesti ditekankan untuk kembali ke kesepakatan secara terhormat dan melaksanakan apa yang telah disepakati,” imbuh Lavrov.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *