Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi

Faktor Iran dan Krisis Ekonomi, Dorong Bin Salman Tarik Simpati Biden

POROS PERLAWANAN – Muhammad bin Salman kini kembali menjadi pusat perhatian, setelah berbulan-bulan terabaikan. Hal ini terjadi menyusul “tindakan-tindakan signifikan” diplomatik dan ekonomi yang diambil Putra Mahkota Saudi, dengan tujuan memamerkan kepada Joe Biden bahwa dirinya adalah “sekutu berharga” yang bisa berbuat sesuatu.

“Dalam beberapa pekan lalu, Kerajaan Saudi mengabarkan rekonsiliasi dengan Qatar, pengurangan produksi minyak mentah secara sukarela untuk membantu stabilitas pasar, serta melakukan variasi rencana ekonomi akibat kehebohan politik, turunnya harga minyak, dan pandemi Corona”, tulis Reuters dalam analisisnya, seperti dilansir Fars.

Terkait masalah ini, tiga diplomat asing mengatakan, Putra Mahkota Saudi berusaha mengesankan dirinya sebagai politisi yang bisa dipercaya dan mampu bekerja sama dengan Pemerintahan Biden, terutama terkait musuh Saudi, yaitu Iran.

Menurut Reuters, citra Bin Salman sebagai “reformis pemberani” sempat ternoda akibat teror atas Jamal Khashoggi dan tindakannya dalam menyingkirkan para rivalnya di Kerajaan. Meski ia membantah telah memerintahkan pembunuhan tersebut, namun bagaimana pun tanggung jawab teror ada di pundaknya, karena itu dilakukan di bawah pengawasannya.

Mengutip dari seorang diplomat Barat di Kawasan, Reuters menulis, ”Bin Salman tahu bahwa era baru telah dimulai. Tanpa adanya perisai yang pernah melindunginya di era Trump, Riyadh harus mengalah dalam sebagian isu kontroversial seperti HAM, sehingga ia bisa menjalankan prioritas regionalnya, seperti (membendung) kesepakatan nuklir Iran.”

“Mereka (orang-orang Saudi) tidak ingin kesepakatan 2015 (JCPOA) kembali ke meja. Kesan-kesan positif terbaru Riyadh ada kaitannya dengan perubahan-perubahan di Washington,” imbuh diplomat tersebut.

Seorang diplomat lain mengatakan, Riyadh jengkel karena kebijakan-kebijakan Biden di hadapan Iran. Inilah yang mendorong Riyadh melobi Pemerintahan Trump untuk mencantumkan Ansharullah dalam daftar terorisme.

Ia menilai, rekonsiliasi Saudi dengan Qatar bertujuan untuk menyeragamkan pandangan negara-negara Arab di Teluk Persia dengan Israel guna melawan JPCOA secara khusus, dan Iran secara umum.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *