Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Gara-gara Krisis SDM, Serdadu Israel yang Minta Cuti Terancam Diseret ke Pengadilan Militer

SDM Menipis, Militer Israel Hukum para Serdadu yang Minta Cuti

POROS PERLAWANAN– Di saat krisis sumber daya manusia yang dihadapi Militer Israel di tengah perang Gaza yang berlarut-larut, para komandan militer Rezim Zionis menentang keras segala permohonan cuti. Bahkan siapa pun yang hanya sekadar mengajukan permohonan cuti segera diseret ke pengadilan militer.

Dilansir Tasnim, analis militer stasiun televisi KAN Roy Sharon dalam laporannya menyatakan, banyak serdadu Israel dari berbagai divisi dan batalion yang dikirim ke pengadilan gara-gara meminta cuti.

“Semakin banyak terlihat tanda-tanda keletihan berlebihan di tengah para serdadu Israel, yang sudah berbulan-bulan berada di Gaza,” kata Sharon.

Menurut Sharon, para serdadu ini dihadapkan dengan 2 pilihan: kembali ke medan perang atau dipenjara.

Sebelum ini, harian Maariv memberitakan bahwa para serdadu Israel “mengalami kelelahan fisik dan mental.” Jika para serdadu ini dipanggil untuk tugas di perbatasan Lebanon, “mereka tidak akan berada dalam kondisi ideal.”

Washington Post dalam laporannya menulis bahwa para serdadu Israel yang sedang bertempur di Gaza “benar-benar kelelahan hingga batas maksimum.” Mereka dipandang tidak siap untuk menghadapi sebuah front baru di utara Tanah Pendudukan.

Sumber-sumber Israel pada 2 bulan silam mengumumkan, permohonan para perwira untuk keluar dari Militer  meningkat 8 kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kanal 12 Israel pada 24 Juni memberitakan, 900 perwira Militer Israel berpangkat kapten dan letnan telah mengajukan permohonan pensiun sejak awal tahun 2024 hingga sekarang. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, maksimal hanya 120 perwira yang mengajukan permohonan pensiun.

Di bulan yang sama, Haaretz melaporkan bahwa puluhan serdadu cadangan Militer Israel yang telah mengambil cuti menolak kembali ke Gaza. Mereka bahkan lebih memilih dijatuhi hukuman daripada kembali ke medan perang Gaza.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *