Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Gara-gara Ngotot Sebut Obat Malaria Cocok Atasi Corona, Trump Cekcok Sengit Lawan Satgas Utama Negaranya

POROS PERLAWANAN – Cekcok sengit dan adu mulut pecah di Gedung Putih selama akhir pekan lalu tentang penggunaan obat Hydroxychloroquine yang disebut Trump dapat mengobati Covid-19.

Dalam Sebuah konferensi pers pada Minggu, 5 April, Donald Trump ngotot menyampaikan bahwa obat tersebut dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Corona.

Pendapat ini bertentangan dengan apa yang disampaikan oleh salah satu pejabat kesehatan utamanya pada satuan tugas virus Corona, Dr. Anthony Fauci.

“Kami telah menimbun 29 juta pil hydroxychloroquine,” kata Trump dikutip dari Press TV.

Trump juga menekankan bahwa Pemerintah AS menggunakan sumber daya federal untuk menyediakannya. “Dan itu tidak mahal. Apa yang Anda khawatirkan?”

“Apa yang saya tahu, saya bukan dokter. Tapi saya memiliki akal sehat,” tambah Trump.

Dalam sebuah laporan oleh Axios, Penasihat Ekonomi Peter Navarro mendatangi Dr. Fauci untuk membahas penggunaan obat antimalaria untuk pasien Covid-19 dalam sebuah pertemuan di Situation Room, sebuah ruangan di Gedung Putih yang digunakan khusus untuk membahas persoalan sensitif kenegaraan AS, pada Sabtu 4 April.

“Drama ini meletus menjadi pertarungan Situation Room yang epik,” sindir Axios mengutip empat sumber.

Fauci kemudian menjelaskan bahwa penelitian tentang penggunaan obat tersebut, yang sedang dilakukan di China dan Prancis, belum cukup untuk menyimpulkan kegunaannya sebagai obat Covid-19.

“Itu ilmu, bukan anekdot,” kata Navarro yang tampak tidak puas dengan penjelasan Fauci.

Adegan saling menyalahkan pun terjadi, Navarro bahkan menuduh Fauci menjadi penyebab atas masalah yang terjadi di AS.

“Kaulah yang sejak awal keberatan dengan pembatasan perjalanan dengan China,” teriak Navarro.

Fauci, yang sebenarnya mendukung pembatasan perjalanan yang diberlakukan oleh Trump, tampak bingung, menurut seseorang di ruangan itu.

Pemerintahan Trump mendapat kecaman dari para pakar medis dan Partai Demokrat karena meremehkan ancaman dan salah menangani krisis akibat Covid-19.

Akibatnya, Amerika Serikat menjadi negara yang paling terdampak oleh virus Corona.

Hingga kini, lebih dari 336.000 orang telah dinyatakan positif di AS, dan lebih dari 9.600 di antaranya telah kehilangan nyawa.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *