Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Haaretz: Delusi Netanyahu untuk Bentuk ‘Aliansi Anti-Iran’ Tengah Memudar

Haaretz: Delusi Netanyahu untuk Bentuk ‘Aliansi Anti-Iran’ Tengah Memudar

POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, harian Haaretz dalam laporannya membahas rekonsiliasi Iran-Saudi. Menurut harian Zionis ini, khayalan Benyamin Netanyahu untuk membentuk aliansi Israel-Sunni kontra Iran sudah mulai memudar.

Haaretz menulis bahwa setelah dideklarasikannya rekonsiliasi Teheran-Riyadh, para politisi Rezim Zionis saling menyalahkan satu sama lain.

Sebuah sumber senior politik di Roma pada Jumat lalu menyalahkan Naftali Bennett dan Yair Lapid, karena kedekatan Iran-Saudi dimulai saat mereka menjadi PM Israel.

Bennett dan Lapid membalas bahwa Netanyahu terlalu sibuk dengan rencana kudeta peradilan, sehingga tidak mengurus masalah-masalah strategis.

Haaretz menyatakan bahwa statemen kedua belah pihak tak ada kaitannya satu sama lain. Harian ini berpendapat bahwa di balik rekonsiliasi Iran-Saudi, ada sejumlah perhitungan yang tak ada kaitannya dengan Israel.

Berdasarkan laporan Haaretz, sinyal-sinyal awal (rujuknya Iran-Saudi) sudah terlihat di masa jabatan Bennett dan Lapid, seperti yang dikatakan Netanyahu. Namun Israel tidak bisa melakukan tindakan untuk meyakinkan Saudi guna mengubah sikapnya.

Haaretz berpendapat bahwa rekonsiliasi Iran-Saudi cukup dipengaruhi oleh perubahan kepemimpinan negara-negara kuat dunia, bukan Israel. Sudah lama AS berniat untuk membatasi keterlibatannya di Timteng, sementara di lain pihak, China justru meningkatkan keterlibatannya.

Laporan Haaretz menyebutkan bahwa sekarang Saudi sadar bahwa AS tidak akan berjuang demi negara ini, dan China siap untuk menjadi mediator guna mendamaikan Teheran-Riyadh.

Teheran dipandang sedang memperkuat posisi strategisnya. Kejadian-kejadian di beberapa bulan terakhir membongkar omong kosong Netanyahu soal Iran. Delusinya untuk menyatukan Zionis dengan negara-negara Arab di Teluk Persia guna membendung Iran disebut tengah memudar dan menguap.

Di bagian lain laporannya, Haaretz menyatakan bahwa semua menteri dari Partai Likud, kecuali Menteri Hukum Yariv Levin, mengetahui situasi kritis Netanyahu. Tampaknya sebagian besar mereka memilih untuk membuat kesepakatan demi mencegah gelombang protes semakin meluas.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *