Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Haaretz: Teror Tersukses Tak Bakal Selamatkan Nasib Netanyahu

Haaretz: Teror Tersukses Tak Bakal Selamatkan Nasib Netanyahu

POROS PERLAWANAN– Penulis Israel, Yossi Verter mengkritik Kabinet Benyamin Netanyahu dan menyatakan, pidato PM Israel di Majelis Umum PBB di depan kursi-kursi kosong dan dusta-dustanya merupakan hal yang menjemukan.

Dilansir ISNA, Verter dalam artikelnya di Haaretz menulis,”Teror paling sukses (terhadap Sekjen Hizbullah) pun tak mampu menyelamatkan Netanyahu dari nasib pahit yang sedang mendatanginya dengan cepat. Segala keagungan dan kemegahan di dunia tak bisa mengubah jalan-jalan sulit orang yang memimpin Israel.”

“Netanyahu dan timnya terus membawa Israel menuju kehancuran. Seorang kriminalis ekonomi duduk sebagai Menkeu, seorang pelanggar UUD berada di Kementerian Hukum, seorang penjahat nasional menjadi Menteri Perang, dan di atas semua mereka, ada Perdana Menteri yang keputusan-keputusannya bercampur aduk dengan kepentingan politis dan pribadinya.”

Menurut Verter, wajar jika komunitas Zionis bersukacita atas teror terhadap Sayyid Hasan Nasrallah. Namun, imbuhnya, penduduk Israel harus rela dengan fakta bahwa Kabinet saat ini masih dipimpin Netanyahu, Smotrich, Ben-Gvir, dan para gangster lainnya.

“Percuma saja mengesankan lawatan tak penting Netanyahu dan liburan akhir pekan di sana untuk menyembunyikan tujuan utama demi meneror Nasrallah. Sebab fakta berlawanan dengan narasi yang diciptakan sindikat Netanyahu sejak hari Jumat lalu.”

“Netanyahu ragu soal meneror Nasrallah. Secara keseluruhan, ia tidak ingin melancarkan operasi regional ‘Tatanan Baru’ sebelum mengabulkan permintaan istrinya, Sara, untuk bersenang-senang di Manhattan. Harus dicamkan bahwa seluruh kemenangan tidak ada artinya selama 100 tawanan di Gaza belum dibebaskan.”

Sehubungan dengan pidato PM Israel di Majelis Umum PBB, Verter menulis,”Satu jam sebelum serangan ke Beirut, Netanyahu berpidato di sebuah aula senyap. Keluarnya mayoritas delegasi menunjukkan posisi internasional Israel setelah hampir satu tahun sejak peristiwa 7 Oktober.”

Verter menyatakan, keluarnya para delegasi dari aula PBB menyebabkan para pendukung Netanyahu memenuhi ruangan. Sebagian dari mereka datang dari Israel, sementara sebagian lain diundang dari berbagai titik di AS. Mereka secara memalukan meneriakkan yel-yel dan bertepuk tangan untuk Netanyahu, seolah Majelis Umum PBB itu adalah rapat internal Partai Likud.

“Pidato Netanyahu membuat putus asa dan bahkan memalukan. Dia kebingungan dan kerap bicara di luar konteks. Sambutan Netanyahu untuk normalisasi dengan Saudi juga memalukan, sebab kursi delegasi Saudi kosong. Konsekuensi normalisasi ini juga jelas: diakuinya negara Palestina.”

Di akhir tulisannya, Verter menyatakan bahwa klaim Netanyahu dirinya mengambil segala tindakan untuk membebaskan para tawanan Israel adalah “omong kosong.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *