Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Hamas Beberkan Dusta Israel Soal Kronologi Pembebasan 2 Tawanannya

Hamas Beberkan Dusta Israel Soal Kronologi Pembebasan 2 Tawanannya

POROS PERLAWANAN– Sejak dimulainya agresi berdarah dan pembantaian massal yang dilakukan Israel di Gaza, Rezim Zionis dan media-medianya terus memublikasikan dusta dan narasi menyeleweng melalui PM Israel dan anggota Kabinetnya. Yang terbaru adalah kronologi pembebasan 2 tawanan Israel di Gaza.

Diberitakan al-Alam, Militer Israel (IDF) pada 2 hari lalu mengeklaim bahwa melalui “sebuah operasi rumit” di Rafah, selatan Gaza, pihaknya telah membebaskan 2 tawanan Israel yang ditahan Hamas. Mereka bernama Fernando Marman dan Louis Har.

Klaim ini ditanggapi seorang petinggi Hamas, Usamah Hamdan. Ia mengatakan,”Narasi Perlawanan terkait pernyataan Rezim Pendudukan soal pembebasan 2 tawanan dalam operasi adalah penentu (benar tidaknya pernyataan). Kegembiraan Rezim Zionis lantaran membebaskan 2 tawanan setelah 128 hari berdasarkan versinya, adalah upaya untuk menaikkan semangat pasukan pecundang Israel.”

“Berdasarkan laporan-laporan lapangan, 2 tawanan itu tidak berada di tangan Brigade al-Qassam. Mereka ditahan oleh sebuah keluarga Palestina. Dua orang itu ditawan oleh warga sipil pada 7 Oktober silam.”

“Tak ada satu pun ‘operasi rumit’ yang dilakukan di gedung tempat 2 tawanan Israel itu berada. Pasukan Israel hanya mendatangi tempat itu berdasarkan data intelijen dan membebaskan mereka tanpa konfrontasi sama sekali,” tandas Hamdan.

Di lain pihak, mantan PM Israel Yair Lapid kembali mengkritik kinerja Kabinet Netanyahu dalam memuluskan perundingan pertukaran tawanan. Menurut Lapid, justru negara-negara asing yang berusaha lebih keras untuk memulangkan para tawanan Israel.

“Keliru jika Kabinet pergi ke perundingan pertukaran tawanan di Kairo dan hanya jadi pendengar, serta tidak mengumumkan sikapnya lantaran dalih-dalih politis,” kata Lapid.

“Tidak logis bahwa negara-negara asing yang bekerja lebih keras untuk mengembalikan para tawanan kita.”

Sebelum ini, Lapid menyerukan pemecatan anggota radikal di Kabinet Netanyahu demi memuluskan kesepakatan gencatan senjata. Ia berpendapat bahwa dengan di ambang tibanya bulan Ramadan dan Pilpres AS, keberadaan orang-orang radikal di Kabinet tidak akan menguntungkan Tel Aviv.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *