Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Hamas: Operasi Pedang al-Quds Buka Babak Baru Perlawanan terhadap Rezim Pendudukan Israel

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Hamas Palestina, Ismail Haniyeh mengatakan bahwa Operasi Pedang al-Quds, yang diluncurkan Mei lalu untuk membela warga Palestina di al-Quds yang diduduki, membuka babak baru dalam perang melawan rezim pendudukan Israel.

Haniyeh membuat pernyataan itu dalam sebuah upacara yang diadakan pada Minggu untuk memperingati ulang tahun pertama operasi tersebut, dengan mengatakan, “Adalah Gaza dan [Kelompok] Perlawanannya yang mencabut pedang dari sarungnya dan menargetkan bagian terdalam dari rezim.”

“[Operasi] Pedang al-Quds adalah titik balik dalam perang melawan musuh Zionis dan membuka babak baru dan berbeda [dalam pertarungan itu]. Itu adalah pertempuran yang komprehensif dan multidimensi, yang dampaknya tidak terbatas pada Palestina, tetapi menyebar ke seluruh wilayah dan bahkan memengaruhi komunitas internasional,” kata Haniyeh.

Pemimpin Hamas menambahkan bahwa inisiatif yang dilakukan Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas, dan Kelompok Perlawanan lainnya dengan meluncurkan Operasi Pedang al-Quds “menghancurkan teori keamanan musuh Zionis”.

Dengan operasi tersebut, katanya, Kelompok Perlawanan membawa perang ke wilayah yang diduduki Israel dan menargetkan setiap inci dari tanah yang diduduki dengan operasi intelijen mereka serta rudal dan pesawat tak berawak mereka.

“[Operasi] Pedang al-Quds memperkenalkan elemen-elemen baru pada keseimbangan kekuatan strategis bangsa Palestina,” katanya, seraya menambahkan bahwa operasi itu menyatukan bangsa Palestina dan menghilangkan hambatan geografis di dalam wilayah Palestina kuno.

Israel mengobarkan perang di Gaza pada 10 Mei tahun lalu, tetapi menghadapi reaksi keras dari Kelompok Perlawanan yang berbasis di Gaza, khususnya Hamas, yang meluncurkan ribuan roket ke wilayah yang diduduki Israel sebagai tanggapan.

Di tempat lain dalam sambutannya, Haniyeh memperingatkan Israel tentang pengorganisasian parade lain, yang disebut pawai bendera, oleh pemukim sayap kanan Israel di kompleks Masjid al-Aqsa di al-Quds Timur yang diduduki.

“Dengan alasan apa pun mereka tidak boleh diizinkan untuk menodai Masjid al-Aqsa, atau [menyerang] warga Palestina di jalan-jalan di al-Quds, Tepi Barat, dan wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1948,” Haniyeh memperingatkan.

Apa yang disebut pawai bendera pada awalnya dijadwalkan akan diadakan pada 10 Mei, tetapi kelompok sayap kanan Israel mengesampingkan parade kontroversial itu setelah polisi Israel menolak untuk mengizinkannya dan Hamas memperingatkan konsekuensinya.

Meskipun demikian, sayap kanan Israel mencapai kesepakatan dengan Menteri Keamanan Publik Israel, Omer Bar-Lev untuk membiarkan pertunjukan bergulir di kota suci yang diduduki pada 29 Mei.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis, Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam keras parade tersebut, dengan mengatakan bahwa keputusan Israel itu provokatif, agresif, dan merupakan bagian integral dari perang terbuka melawan al-Quds, warganya, dan kesuciannya.

Kementerian menambahkan bahwa keputusan itu akan mengakibatkan pelanggaran, provokasi, kejahatan, dan sabotase yang disengaja atas upaya untuk menenangkan situasi di seluruh wilayah pendudukan.

Baru-baru ini, telah terjadi eskalasi kekejaman oleh rezim Israel terhadap jemaah Palestina di kompleks Masjid al-Aqsa di kota suci al-Quds yang diduduki.

Marah oleh kebiadaban Israel, Kelompok Perlawanan Palestina telah mengintensifkan operasi mereka di seluruh wilayah pendudukan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *