Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

‘Hubungan Romantis’, Justifikasi Amatiran Televisi Israel untuk Tewasnya 3 Serdadu Zionis di Perbatasan Mesir

‘Hubungan Romantis’, Justifikasi Amatiran Televisi Israel untuk Tewasnya 3 Serdadu Zionis di Perbatasan Mesir

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, dampak dari celah keamanan yang muncul dari kejadian penembakan di perbatasan Israel-Mesir masih mengganggu tidur Otoritas Rezim dan para pemukim Zionis. Mereka menggulirkan berbagai teori yang sudah familiar bagi komunitas pemukim Zionis.

Baku tembak ini terjadi pada Sabtu 3 Juni pukul 04.30 pagi di perlintasan Nitzana, yang dibangun pada 1982 setelah ditandatanganinya perjanjian damai antara Mesir dan Israel. Menurut sumber-sumber Zionis, pihak Militer Israel menemukan jasad dua serdadu itu sedikitnya 3 jam setelah mereka kehilangan nyawa.

Media-media Zionis melaporkan bahwa terjadinya peristiwa ini karena 3 serdadu Israel itu tengah “asyik masyuk dalam hubungan seksual”. Justifikasi ini adalah salah satu dalih yang digulirkan Tentara yang mengeklaim sebagai “salah satu pasukan militer terkuat dunia”, demi menutupi celah keamanan yang muncul.

Sebagian pihak Zionis menilainya sebagai sebuah justifikasi amatiran dan absurd, yang tidak mengurangi urgensi lemahnya kinerja Militer Israel di perbatasan Tanah Pendudukan.

“Perseteruan di forum-forum Zionis mencapai puncaknya, menyusul berita yang dipublikasikan Kanal 14 Israel, yang merupakan media utama Netanyahu dan partai-partai sayap kanan radikal”, tulis Rai al-Youm.

Kanal 14 menyatakan bahwa “hubungan romantis 2 serdadu di pos penjaga” adalah penyebab utama munculnya celah keamanan di perbatasan Mesir tersebut.

“Dua serdadu, satu pria dan satu wanita, yang tengah berjaga, untuk sesaat terlibat sebuah ‘situasi romantis’, sehingga mereka dikejutkan oleh serdadu Mesir dan tewas sebelum sempat menembakkan sebutir peluru pun ke arahnya,” liput Kanal 14.

Menurut Rai al-Youm, ada banyak pihak di masyarakat Zionis, terutama kelompok ortodoks radikal, yang menentang pengabdian para gadis di Militer. Juga ada pihak-pihak yang menolak perekrutan para gadis dan berbaurnya mereka dengan para pria. Mereka menegaskan bahwa ini bertentangan dengan ajaran Yahudi.

Menanggapi pemberitaan Kanal 14 ini, analis harian Haaretz, Rogel Alpher menulis, ”Hubungan seks, narkoba, dan darah… ini adalah pekerjaan yang dilakukan Tentara Israel di perbatasan Mesir, sebagaimana dilaporkan Kanal 14. Para serdadu pria dan wanita sedang berjaga, melakukan hubungan seks, mengonsumsi ganja, dan mengabaikan tugas penjagaan sehingga akhirnya mereka tewas”.

“Dalam pandangan kelompok fasis, operasi yang sukses dilakukan serdadu Mesir sangat memalukan. Teori supremasi Yahudi tidak bisa menerima kegagalan ini dari sudut pandang rasisme dan nasionalisme. Berdasarkan supremasi Yahudi, kemenangan serdadu Mesir atas para serdadu Israel tidak masuk akal, sebab tidak ada agenda fasis Israel, Militer Israel tidak boleh sampai dihinakan dan direndahkan. Sebab itu, teori supremasi Yahudi tidak mengakui terjadinya insiden semacam ini, kecuali jika para serdadu Israel sedang teler akibat ganja dan melakukan hubungan seks berkelompok,” sindir Alpher.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *